Kaos Solo, Solowae

http://solowae.com

[SPFM], Kota Solo kaya event. Dengan banyaknya event, wisatawan yang berkunjung ke kota ini terus bertambah. Souvenir yang khas Solo pun menjadi kebutuhan sekaligus peluang. Inilah yang dilakukan Yayok Aryoseno, salah satu pendiri Solowae, produsen kaos oblong. Usaha ini sudah dilakukan empat tahun lalu, dengan tekat memproduksi kaos yang diharapkan bisa menjadi ikon Solo.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Dari situlah kemudian, muncul ide membuat kaos dengan merek Solowae. Yayok menjelaskan, kaos yang diproduksinya mempunyai ciri khusus dengan mengedepankan landmark dan bangunan yang menjadi penanda Solo. Sebutlah, Pasar Gedhe, Wedangan, Wayang Glow dan sebagainya. Ini untuk membedakan prouk serupa yang sudah bermunculan di daerah lain.

Hingga saat ini, sudah lebih dari seribu desain yang dikelurkan dengan rata-rata jumlah penjualan perbulan lebih dari 500 potong kaos. Yayok menuturkan, untuk mendapatkan kaos Solowae, pembeli langsung dapat membeli di Solo Square Mall. Dia memilih mal sebagai tempat berjualan dari berdasar sebuah survei, mal adalah tempat yang paling sering dikunjungi wisatawan.

Yayok memandang prospek kaos Solowae terbilang cerah. Setiap tahun rata-rata pertumbuhan penjualan kaos Solowae mencapai 25 persen. Dengan pertumbuhan ini, otomatis pun juga menumbuhkan beberapa pengusaha yang baru di bidang yang hampir sama.

Bagi Yayok, kondisi semacam bukan masalah, karena menumbuhkan ekonomi kota. Namun yang disesalkan Yayok adalah pembajakan. Meski demikian, kadang dia menilai pembajakan juga menguntungkan karena desain hasil karyanya bisa lebih dikenal masyarakat.  Untuk lebih memperluas pasar, Solowae juga berjualan secara online. Penjualan secara online itu, mendapat respon positif, terutama dari pelanggan di luar Jawa. [SPFM/hen]