SOLOPOS.COM - Seorang warga Karangmojo, Wahyono melihat dan menunjukkan bagian-bagian kerusakan Kantor Desa Karangmojo, di antaranya atap genting sudah bocor dan rawan roboh. Foto diambil, Kamis (21/7/2016). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Praktik bidan Desa Karangmojo terpaksa pindah karena kantor desa rusak.

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat Desa Karangmojo, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo risih melihat dan mendapat pertanyaan warga lain tentang kondisi kantor desanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bangunan yang berada di pinggir jalan utama lintaskabupaten itu terlihat megah tetapi keropos. Sekilas ruang atap atau genting sebagian sudah rusak alias berlubang. Namun, saat melihat dari dekat bagian-bagian ruangan sudah tak bisa dipakai.

Warga berharap kemegahan kantor kembali terlihat seperti dua tahun lalu. Namun, harapan warga tinggal harapan karena selama ini belum ada tanda-tanda perbaikan.

Pernyataan itu disampaikan beberapa warga setempat yang ditemui Solopos.com, Kamis (21/7/2016) secara terpisah, seperti Darmawan, Supriyono dan salah seorang Ketua Rukun Tetangga (RT), Wahyono. Mereka mengaku prihatin melihat kondisi kantor pemerintahan kumuh.

Wahyono bercerita, pernah ada ide warga berinisiatif memperbaiki kantor desa secara swadaya tetapi niatan itu urung dilakukan karena tidak ada gayung bersambut dari pemerintah. Menurutnya, untuk memperbaiki kerusakan kantor desanya tak cukup anggaran Rp700 juta. Pasalnya, kondisi kerusakan kantor desa sudah cukup parah.

“Dahulu pernah ada warga yang patungan menyediakan material seperti semen, pasir maupun tenaga. Ada yang ingin menyumbang dua zak semen, satu rit pasir dan sebagainya,” katanya.

Lebih lanjut Wahyono bercerita, selain digunakan kantor pemerintahan desa ruangan sebelah selatan digunakan untuk praktik bidan desa. Bidan desa tersebut, ujarnya, sudah berpindah tempat dan menyewa rumah di daerah Ngadiwarno.

“Perpindahan bidan desa itu belum diketahui seluruh warga Karangmojo. Padahal selama kantor desa belum rusak praktik bidan desa cukup laris. Banyak ibu-ibu hamil dan melahirkan di ruang praktik bidan desa,” jelasnya.

Apa yang diceritakan Wahyono diamini Darmawan dan Supriyono. Darmawan dan Supriyono menyatakan, warga merasa dirugikan jika kerusakan kantor berlarut-larut tak diperbaiki. Darmawan menduga kerusakan kantor desa akibat rangas semacam rayap yang menyerang kusen, reng dan usuk yang berbahan dari kayu.

“Kami berharap, kantor desa bisa direhab dan beraktifitas kembali,” kata Darmawan.

Kepala Desa Karangmojo ataupun perangkat desa lain tak ada di kantor. Salah seorang Kaur Keuangan, Darmuji yang masih berada di kantor enggan memberikan keterangan karena bukan kewenangannya.

Saat solopos.com mencoba menghubungi seorang pimpinan DPRD Sukoharjo, Giyarto yang bertempat tinggal di Kecamatan Weru terdengar nada sambung dan saat di SMS hingga berita ini ditulis belum mendapatkan jawaban.

Salah seorang pegiat LSM Sukoharjo yang tinggal di Weru, Wahyono berharap wakil rakyat melepaskan kepentingan politik melihat kondisi kerusakan Kantor Desa Karangmojo.

“Jika mengandalkan dana desa tidak cukup, kami memperkirakan anggaran rehab senilai Rp700 juta. Pemkab bisa mengalokasikan anggaran dan dilelangkan agar pengawasan pengerjaan langsung dari kabupaten,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya