SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Ribuan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau SH Terate menyerang kawasan Nusukan, Banjarsari, Solo, Senin (17/11/2014) malam hingga Selasa (18/11/2014) dini hari. Kerusuhan pecah diduga dipicu oleh provokasi yang menyebut ada keterkaitan anggota Barisan Muda Indonesia dalam kasus pembunuhan anggota PSHT asal Sragen, Danang Rusbianto, 23.

Seperti diketahui, serangan itu mengakibatkan enam orang luka-luka, belasan kendaraan dan berbagai tempat usaha rusak, dan menyisakan trauma warga. Korban terdiri atas, Jueky Andi Saputra, 20, warga Kerten, Laweyan, Solo; Yakobus Rinto Dardia, 18 warga Mojosongo, Jebres, Solo; VKW, 17, warga Gondangrejo, Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tiga orang lainnya Yosi Dika Aianda, 19, warga Grogol, Sukoharjo, Alvon, 22, warga Kupang, NTT; dan Rd, 15, warga Banjarnegara. Dua di antara mereka masih dirawat di ruang ICU dan bangsal RS Brayat Minulya dan satu lainnya dirawat di RSUD dr. Moewardi. Mereka mengalami luka bacok dan pukulan benda tumpul.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Kasatintelkam Polresta Solo, Kompol M. Fahrudin, Selasa (18/11/2014), penyerangan tersebut dipicu oleh provokasi dari orang yang tak bertanggung jawab. Provokator diduga memanfaatkan situasi, terlebih beberapa jam sebelum kerusuhan ada ratusan anggota PSHT se-Soloraya yang berkumpul di Pengadilan Negeri (PN) Solo.

Tujuan mereka untuk mengawal sidang pembunuhan mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) yang juga anggota PSHT, Danang Rusbianto. Adapun terdakwa kasus itu Asep Buchori, 21, dan pamannya, Lutfi Tedjo Putranto, 33, keduanya warga Kadipiro, Banjarsari.

Dalam situasi tersebut muncul isu yang menyebutkan terdakwa merupakan anggota BMI (sebelumnya bernama Dewan Muda Complex atau DMC). Merespons isu tersebut puluhan orang merusak Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) BMI di Jl. Popda II, Nusukan, Senin siang seusai sidang.

“Ini salah sasaran. Keberhasilan provokator yang menyulut emosi mereka. Terdakwa pada sidang pembunuhan itu bukan anggota DMC, tapi tahu-tahu kantor DMC dirusak,” tulis Fahrudin dalam SMS yang diterima Solopos.com.

Kondisi semakin meruncing ketika anggota BMI melempari tiga anggota PSHT yang kala itu lewat di sekretariat BMI seusai ada perusakan. Salah satu dari mereka terkena lemparan batu di muka. Informasi adanya anggota PSHT yang terluka menyebar ke anggota PSHT lainnya.

Puncaknya, tersebar Blackberry Messenger (BBM) atau SMS yang berisi meminta anggota PSHT berkumpul di Alun-Alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pukul 21.00 WIB untuk selanjutnya menggempur sekretariat BMI. Sampai akhirnya penyerangan pun terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya