SOLOPOS.COM - Sejumlah toko menempelkan pengumuman tertulis mengenai peraturan penggunaan plastik berbayar guna menghindari keluhan dari masyarakat awam, Rabu (30/3/2016). Meski demikian, setiap harinya masih banyak warga yang mengeluhkan biaya untuk plastik belanja tersebut. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kantong plastik berbayar, tujuan kebijakan ini belum disadari warga sepenuhnya.

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sejumlah pembeli di toko berjejaring yang tersebar di Wates, Kulonprogo masih memilih membayar kantung plastik guna membawa barang belanjannya dibandingkan membawa kantung belanja sendiri. Selain itu, setiap harinya masih banyak pembeli yang mengeluhkan keharusan membayar sebesar Rp200 untuk kantung plastik tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Renny, kasir di salah satu toko berjejaring menjelaskan bahwa sejak penerapan plastik berbayar sudah ada sejumlah pembeli yang membawa kantung belanjanya sendiri. Meski demikian, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan dengan pembeli yang tetap memilih membayar kantung plastik guna membawa belanjaannya. Bahkan tiap hari ia masih harus menghadapi pembeli yang marah-marah karena harus mengeluarkan biaya lebih untuk kantung plastik. “Setiap hari ada saja 2-3 orang ngamuk-ngamuk karena plastik berbayar,”ujarnya pada Rabu(30/3). Padahal, pihaknya sudah menempel pengumuman tertulis mengenai peraturan penggunaan plastik berbayar tersebut.

Ia menguraikan bahwa biasanya pembeli yang protes tersebut merupakan warga yang masih awam dan belum mendapatkan sosialiasi mengenai kebijakan tersebut. Biasanya, kemudian pihak toko akan menjelaskan kebijakan yang dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi plastik tersebut dan pembeli yang bersangkutan akhirnya bersedia mengikuti aturan tersebut. Hanya saja, sebagian besar tetap keluar dari toko sambil mengeluh.

Sementara itu, Cahya Septi, kasir toko berjejaring yang lain menyebutkan bahwa kebanyakan pembelinya lebih sering menenteng barang belanjaannya dibandingkan membawa kantung belanja sendiri. Hal ini juga tidak serta membuat tokonya mengurangi jumlah persediaan plastik untuk pembelinya. Barang-barang itu kemudian diletakkan di kendaraan pembeli ataupun dimasukkan ke tas yang kebetulan dibawa. “Dimasukkan ke mobil atau ke jok motor,”jelasnya.

Hal tersebut juga biasanya hanya berlaku untuk pembelian dalam jumlah kecil. Namun untuk sejumlah pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar biasanya tetap memilih untuk membayar biaya kantung plastik. Cahya mengakui bahwa memang belum banyak pembeli yang memiliki kesadaran untuk membawa kantung belanjua sendiri.

Sementara itu, Afina, salah satu pembeli yang ditemui ketika sedang berbelanja menjelaskan bahwa sejak penerapan kantung plastik berbayar ia memang menjadi terbiasa membawa kantung belanja sendiri. “Saya bawa kantung sendiri sejak ada aturannya,”jelasnya sambil menunjukkan kantung belanja miliknya yang bisa dilipat.  Hanya saja, seringkali kantung belanja yang dibawanya tidak mampu menampung seluruh belanjaanya. Karena itu,sebagian belanjaan yang tidak tertampung itu kemudian ia tenteng dan diletakkan di kendarannya.

Namun, ia juga menyebutkan bahwa untuk pembelian jumlah besar atau belanja bulanan kadang ia masih menggunakan plastik yang disediakan dari toko. Afina menjelaskan bahwa penggunaan kantung plastik untuk berbelanjanya sudah berkurang jauh dibanding ketika plastik masih diberikan secara gratis. Meski nominalnya tidak seberapa, Afina menyebutkan bahwa keharusan membayar kantung plastik tersebut menjadinya berpikir ulang ketika menggunakan plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya