SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><strong>Solopos.com, SOLO &ndash; </strong>Kehidupan serba sulit yang dialami pengungsi Rohingya belum berakhir. Saat ini, ratusan ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh karena tempat tinggal mereka di Rakhine, Myanmar, telah dihancurkan.</p><p lang="zxx">Penderitaan yang dialami warga Rohingya menuai simpati dari banyak pihak, termasuk pemerintah Kanada. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengutus seorang pejabat bernama Bob Rae untuk melihat secara langsung krisis yang dialami warga Rohingya.</p><p lang="zxx">Berdasarkan hasil pengamatan di Bangladesh dan Myanmar, Bob Rae menyimpulkan pemerintah Kanada harus membantu warga Rohingya. Selain memberikan bantuan berupa barang, dia menyebut pemerintah harus memberikan suaka kepada pengungsi Rohingya.</p><p lang="zxx">"Pemerintah Kanada harus menyambut pengungsi Rohingya dengan tangan terbuka. Selain itu, pemerintah juga harus aktif mengajak beberapa negara beridskusi untuk memikirkan masa depan pengungsi Rohingya," kata Bob rae seperti dilansir <em>Huffington Post, </em><span>Selasa (3/4/2018). </span></p><p lang="zxx"><span>Bob Rae memperhitungkan umlah dana yang harus diberikan kepada pengungsi Rohingya selama empat tahun ke depan sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2 triliun. Dana bantuan itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, makanan, dan lain sebagainya. </span>Selama ini, pemerintah Kanada telah memberikan bantuan sekitar US$25 juta Rp342 miliar untuk pengungsi Rohingya sejak 2017 lalu.</p><p lang="zxx">Laporan dari Bob Rae itu disambut baik oleh Justin Trudeau. Dia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan saran yang diberikan oleh Bob Rae. "Kami akan mempertimbangkan usulan dari Bob Rae. Kami bakal mengambil tindakan terbaik untuk membantu meringankan penderitaan warga Rohingya," kata Justin Trudeau seperti dilansir <em>Channel News Channel. </em></p><p lang="zxx">Seperti diketahui, warga Rohingya terusir dari Myanmar sejak Agustus 2017 lalu. Mereka terpaksa mengungsi ke Bangladesh karena takut akan serangan militer Myanmar. Kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar itu mendapaty kecaman dari berbagai pihak, termasuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB menilai serangan tersebut sebagai bentuk dari genosida.</p><p lang="zxx">Beberapa waktu lalu, pihak Bangladesh dan Myanmar telah menyepakati pemulangan pengungsi Rohingya. Namun, sampai saat ini proses repatriasi tersebut tak kunjung terlaksana karena berbagai kendala.</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya