SOLOPOS.COM - Pemeriksaan dokumen paspor dan Kitas mahasiswa WNA di Tulungagung, Rabu (21/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Kampus Tulungagung banyak menerima mahasiswa Thailand. Mereka harus belajar berbahasa Indonesia.

Solopos.com, TULUNGAGUNG — Sejumlah mahasiswa asing asal Thailand yang melanjutkan program studi S1 maupun S2 di IAIN Tulungagung mengaku sempat mengalami kendala bahasa saat kali pertama tinggal di Indonesia. Butuh waktu dua bulan untuk sekadar pasif berbahasa Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertama kali masuk Indonesia itu kami langsung masuk kuliah sehingga proses adaptasi sempat mengalami kendala, karena memang tidak ada bekal pengetahuan sama sekali terkait bahasa nasional bangsa Indonesia,” tutur Abdul Rahman Che-long, 21, mahasiswa asing asal Thailand yang mengambil Program Studi Perbankan Syariah di IAIN Tulungagung, Jawa Timur, Senin (26/10/2015).

Abdul Rahman yang kini memasuki semester V ini adalah satu dari sekitar 40 mahasiswa asing asal Thailand yang masuk gelombang pertama di IAIN Tulungagung. Ia mengaku harus belajar keras untuk segera beradaptasi dengan Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa keseharian dalam program belajar-mengajar di perkuliahaan IAIN Tulungagung, selain juga Bahasa Jawa.

“Perlu waktu dua bulan sampai saya dan teman-teman bisa melakukan percakapan Bahasa Indonesia secara pasif, dan sedikit demi sedikit mulai aktif,” ujarnya.

Hal senada diakui mahasiswa lain asal Thailand selatan, Rusdeen Masaeng, 21, teman seangkatan Abdul Rahman yang mengambil Jurusan Ekonomi Syariah. Rusdeen mengungkapkan, dia, Abdul Rahman maupun para mahasiswa asing asal Thailand lain belajar Bahasa Indonesia secara autodidak, dengan mengikuti program pemondokan bersama di Ponpes Panggung, Kota Tulungagung.

Percakapan sepenggal demi sepenggal dengan sesama penghuni pondok asal pribumi, kata dia, membantu Rusdeen maupun Abdul Rahman dan kawan-kawan untuk mengerti hingga fasih berbahasa Indonesia seperti sekarang. “Sebagian bahasa kami masih satu rumpun dengan [bahasa] Malayu, itu sedikit banyak membantu kami untuk belajar lebih cepat,” ujar Rusdeen.

Saat ini, ungkap Abdul Rahman dan Rusdeen, jumlah mahasiswa asing asal negaranya, Thailand terus bertambah. Pada tahun pelajaran 2015/2016 ini, misalnya, jumlah mahasiswa asal Thailand tercatat sebanyak 114 orang.

23 Jurusan
Mahasiswa asal Thailand selatan yang berpenduduk mayoritas muslim itu tersebar di 23 jurusan jenjang S1, dan sebagian program S2. “Mahasiswa asal negara kami yang masuk gelombang kedua dan ketiga sekarang lebih mudah karena terbantu dengan keberadaan mahasiswa pendahulu seperti kami yang bisa membantu menjadi penerjemah ataupun proses adaptasi mereka, terutama dalam hal bahasa,” ujar Rusdeen.

Dikonfirmasi terpisahm Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin mengatakan, pihak kampus memfasilitasi setiap mahasiswa asing yang baru masuk dengan menyediakan pemondokan. “Untuk mahasiswa asing putri yang baru masuk, semester awal, kami menyediakan asrama khusus atau istilahnya semacam ‘boarding house’ dimana mereka dilatih mengaji sekaligus belajar bahasa. Demikian juga dengan mahasiswa asing putra yang juga dtitipkan di Pondok Panggung, semua demi memudahkan pola pengawasan,” terang Maftukhin.

Mahasiswa asaing yang telah melalui masa orientasi pemondokan selama satu tahun diperkenankan menyewa rumah di dekat perkampungan penduduk namun tetap dalam pengawasan pihak kampus untuk menghindari penyalahgunaan izin keimigrasian. “Bagi yang sudah satu tahun mengikuti program studi diperkenankan secara kolektif menyewa rumah dengan sistem bapak asuh di perumahan penduduk yang dekat dengan kampus,” jelas Maftukhin sembari menegaskan proses pengawasan mahasiswa asing tetap dilakukan dengan sistem bapak asuh tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya