SOLOPOS.COM - Pawito (Dok.SOLOPOS)

Pawito (Dok.SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)–Kampus dinilai tempat yang rawan disusupi gerakan radikalisme, seperti gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasalnya, kampus merupakan tempat anak-anak muda untuk bersosialisasi sehingga banyak pengaruh, baik positif atau negatif yang bisa keluar masuk dengan mudah.

Hal itu mengemuka di seminar nasional dengan tema Kewaspadaan Kampus Terhadap Pengaruh Gerakan Radikalisme di Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (22/9/2011).

Seminar tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Prof Drs Pawito PhD, M Dian Nafi’ dan pendiri NII Center Kun Setyawan.

Pawito mengatakan kurang memadainya peran negara menyebakan gerakkan radikalisme terus berkembang. Kinerja pemerintah dan elite politik yang lebih memberikan kesan abai terhadap nasib rakyat bisa menjadikan celah bagi perkembangan gerakan radikalisme.

Untuk mengantasipiasi gerakan itu, sambung Pawito, maka perlu ditempuh berbagai usaha melalui jalur resmi, jalur semi formal, dan jalur informal.

Dia mencontohkan, upaya lewat jalur resmi bisa dilaksanakan dalam kurikulum, buku teks, hingga penyelenggaraan kegiatan resmi seperti upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

“Sedangkan jalur tidak resmi atau informal, kampus dapat mendorong dan atau memprakarsai penyelenggaran berbagai kegiatan yang bersifat menfasilitasi interaksi dan sosialisasi secara lebih longgar,” terang Pawito.

(hkt)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya