SOLOPOS.COM - Proses penandatangan kerja sama dan pembentukan Pusat Riset Literasi dan Inklusi Keuangan (PRLIK) antara OJK dan FEB UGM di Ruang Kertanegara, UGM, Sleman, Kamis (25/8/2016). (Kusnul Isti Qomah/Harian Jogja)

Kampus Jogja, UGM menggandeng OJK untuk membentuk Pusat Riset Literasi dan Inklusi Keuangan (PRLIK) di Ruang Kertanegara UGM

Harianjogja.com, JOGJA–Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) meresmikan pembentukan Pusat Riset Literasi dan Inklusi Keuangan (PRLIK) di Ruang Kertanegara, UGM, Sleman, Kamis (25/8/2016).

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Hal ini sejalan dengan komitmen kerja sama antara OJK dan UGM yang telah dirintis sejak 2013 melalui nota kesepahaman bersama tentang pengembangan sektor jasa keuangan, peningkatan literasi keuangan, dan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

Tahun ini, kerja sama dijalin dengan Pusat Kajian Keuangan, Kebanksentralan, dan Jasa Keuangan (PK3JK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

Ekspedisi Mudik 2024

“PRLIK secara khusus akan menjadi sarana untuk melakukan kegiatan riset, diseminasi, serta pelatihan di bidang literasi dan inklusi keuangan bagi civitas akademika,” ungkap Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen  Kusumaningtuti S Soetiono usai penandatangan kerja sama kepada wartawan di FEB UGM, Sleman, Kamis (25/8).

Ia menjelaskan, ke depannya, kegiatan yang akan dilakukan melalui PRLIK antara lain edukasi keuangan bagi mahasiswa melalui program guest lecturer, seminar, focus group discussion (FGD), kegiatan outreach program melalui training of trainers tematik bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), training of communities bagi masyarakat, serta kajian-kajian mengenai perkembangan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Kerja sama ini langsung ditindaklanjuti dengan kuliah umum kepada 200 hingga 250 mahasiswa baru UGM oleh Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Adapun tema yang diangkat yakni peran OJK dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Literasi para akademika ini lebih tinggi dibandingkan nasional. Tingkat literasinya sekitar 28 persen,” ungkap dia.

Kegiatan akan dilanjutkan dengan FGD pada Jumat (26/8/2016) dengan tema bisnis model, implementasi dan/atau regulasi financial aggregator di Indonesia.

Sementara itu, penelitian yang akan segera dikerjasamakan antara lain kajian ketersediaan skim pembiayaan mikro oleh lembaga jasa keuangan di Indonesia dalam rangka pemberdayaan UMKM dan penelitian mengenai inklusi keuangan di Indonesia.

Ia berharap, dengan aktifnya pusat riset ini, semakin besar animo civitas akademika UGM dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia untuk mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

“Sekaligus dapat mendukung terwujudnya kebijakan dan program kerja OJK yang lebih spesifik, tepat sasaran, dan memiliki multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat,” ungkap dia.

Dekan FEB UGM Prof Wihana Kirana Jaya mengatakan, UGM melakukan transformasi yang dulu hanya untuk kepentingan akademik, tetapi saat ini lebih ke hilirisasi. “OJK berpartner dengan FEB UGM itu sangat pas. Kerja sama ini juga bisa untuk memperbaiki kurikulum,” kata dia.

Kerja sama dengan OJK ini diyakini akan memiliki andil besar untuk meningkatkan soft skill mahasiswa. Mereka tidak akan hanya mendapatkan teori tetapi juga praktik di lapangan dengan ikut aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat. Pada akhirnya, para mahasiswa akan berperan aktif meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di sekitar mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya