SOLOPOS.COM - Dua dosen UMY yang mempelajari budaya islam di Australia (JIBI/Harian Jogja/dok. UMY)

Kampus Jogja, UMY mempelajari kehidupan islam di Australia.

Harianjogja.com, BANTUL-Budaya islam di Australia berkembang dengan baik. Terbukti dengan tidak adanya diskriminasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keterangan ini disampaikan dua dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berangkat ke Australia melalui sebuah program Muslim Exchange Program (MEP) yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Australia. Kedua dosen UMY tersebut yaitu Muhammad Zahrul Anam [Program Studi Hubungan Internasional] dan Firly Annisa [Program Studi Ilmu Komunikasi].

Firly mengungkapkan, keberangkatannya yang telah dilakukan sejak tanggal 4 hingga 20 Maret melalui program MEP tersebut yaitu sebagai duta muslim Indonesia untuk mempelajari bagaimana toleransi-toleransi antar agama yang berkembang di Australia, khususnya agama Islam.

“Di sana kami mengunjungi komunitas-komunitas yang konsen terhadap hak asasi manusia, kesetaraan gender, isu-isu sosial, dan utamanya Agama,” ungkapnya seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com, terima.

Pelaksanaan terkait toleransi antar masyarakat di Australia menurut Firly berjalan dengan cukup baik, hal tersebut didukung dengan adanya komunitas-komunitas yang turut mengkampanyekan isu-isu toleransi kepada masyarakat Australia.

“Masyarakat muslim di Australia sangat dihargai, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sipil, tidak ada diskriminasi yang dilakukan, bertolak belakang dengan isu-isu yang diberitakan oleh media massa,” tambah Firly.

Selain memperlajari perkembangan budaya Islam di Australia, dalam kesempatan tersebut perwakilan duta muslim dari Indonesia juga memperkenalkan bagaimana isu-isu toleransi yang terjadi di Indonesia, khususnya dalam hal keagamaan.

Dari 350 pendaftar, Firly terpilih sebagai peserta karena dinilai aktif dalam organisasi atau komunitas kepemudaan, Rumah Sinema dan juga Ranting Aisyiyah. Kedua organisasi ini konsen terhadap literasi media yang berbasis pada pemahaman multikultural.

Sementara itu, Zahrul Anam yang akan mengikuti program MEP pada bulan April yang akan datang mengungkapkan, program ini juga memiliki tujuan untuk memperkuat hubungan antar negara Indonesia dengan Australia dalam konteks antar muslim kedua negara.

“Program ini nantinya diharapkan dapat memberikan ilmu baru terkait dengan bagaimana Pemerintah Australia berperan dalam penanganan kurikulum toleransi dalam dunia pendidikan, dan mengurangi konflik horizontal, khususnya terkait keagamaan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya