SOLOPOS.COM - Menristekdikti Mohamad Nasir (kiri) meninjau fasilitas rumah sakit Universitas Sumatera Utara di Medan, Senin (9/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Septianda Perdana)

Kampus Indonesia ternyata masih kekurangan dosen.

Solopos.com, JAKARTA — Perguruan tinggi atau dunia kampus di Indonesia masih krisis sekitar 38.00o dosen bidang kesehatan. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, saat ini masih banyak dosen di perguruan tinggi swasta (PTS) yang baru bergelar sarjana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sisi lain, jumlah mahasiswa terus bertambah dari waktu ke waktu. “Idealnya tambah mahasiswa juga tambah dosen. Kita kekurangan sekira 38.000 dosen ini masih S-1. Ini harus naik ke S-2 karena merupakan problem,” tutur Nasir seusai rapat kerja bersama Aptisi dan Abptisi, Senin (23/1/2017) sebagaimana dikutip Antara dan Okezone.

Kekurangan dosen tersebut terjadi di bidang kesehatan. Oleh sebab itu, pihaknya akan memberikan mandat ke beberapa perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan program pascasarjana.

“Yang kekurangan program S-2 dan S-3. Ke depan S-2 harus ditingkatkan, supaya yang S-1 bisa terselesaikan. Bidang kebidanan, keperawatan, gizi itu masih kurang,” sebutnya.

Selain itu, mantan Rektor Terpilih Universitas Diponwgoro (Undip) itu menambahkan, kekurangan dosen juga disebabkan oleh persebaran sumber daya manusia yang tidak merata. Di suatu kampus bisa kelebihan dosen, tetapi di kampus lainnya terjadi kekurangan.

“Saat ini rasio dosen dan mahasiswa sudah tidak terlalu jomplang, yaitu di bawah 100, tetapi idealnya 1:40 atau di bawah itu. Jumlah mahasiswa sekira tujuh juta, dan dosennya 250.000,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya