SOLOPOS.COM - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Bimo Widyo Handoko menyampaikan sambutan saat asistensi tata kelola sarana dan prasarana di gedung Rektorat Univet Bantara Sukoharjo, Selasa (21/6/2022). (Solopos/R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Universitas Veteran Bangunan Nusantara atau Univet Bantara Sukoharjo menjadi percontohan tata kelola sarana dan prasarana perguruan tinggi guna menyokong program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Soloraya. Tata kelola sarana dan prasarana yang profesional bisa mencegah konflik sengketa antara yayasan dengan pengelola kampus.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Bimo Widyo Handoko, mengatakan program MBKM yang digulirkan pemerintah harus disokong sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga, program MBKM bisa mencetak mahasiswa yang adaptif dan kreatif dalam menjawab tantangan masa depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pengelolaan sarana dan prasarana menjadi substansi utama dalam tata kelola. Jika sarana dan prasarana dikelola secara baik berimplikasi pada peningkatan kualitas perguruan tinggi termasuk kualitas lulusan,” kata dia, di sela-sela program asistensi tata kelola sarana dan prasarana perguruan tinggi di Univet Bantara Sukoharjo, Selasa (21/6/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Bimo, pengelolaan sarana dan prasarana perguruan tinggi secara maksimal menjadi salah satu keberhasilan pelaksanaan program MBKM. Sarana dan prasarana itu dimanfaatkan untuk pengembangan potensi dan talenta para mahasiswa.

Baca juga: Jos! Dosen Univet Sukoharjo Pakai Baju Adat Jawa demi Nguri-Uri Budaya

Selama ini, kerap muncul konflik sengketa antara pihak yayasan dan pengelola kampus yang memperebutkan bangunan, gedung dan fasilitas di lingkungan kampus. “Banyak contoh kasus sengketa antara pihak yayasan dengan pengelola kampus. Tak perlu saya sebutkan. Tata kelola sarana dan prasarana bisa mencegah sengketa tersebut,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Bimo, program asistensi tata kelola sarana dan prasarana menjadi ajang sharing bagi perguruan tinggi swasta di Soloraya. Pengelola perguruan tinggi swasta bisa mengukur sarana dan prasarana di kampusnya apakah sudah memadai atau belum. Ke depan, kekurangan dalam tata kelola sarana dan prasarana bisa diperbaiki secara bertahap.

Wakil Rektor II Univet Bantara Sukoharjo, Yos Wahyu Harinta, mengatakan sesuai regulasi, ada empat komponen sarana dan prasarana perguruan tinggi, yakni lahan, bangunan atau gedung, ruang kelas, dan barang inventaris. Misalnya, lahan minimal untuk universitas seluas 10.000 meter persegi, institut seluas 8.000 meter persegi dan akademi, politeknik serta sekolah tinggi minimal 5.000 meter persegi.

Baca juga: Dies Natalis ke-54, Univet Bantara Sukoharjo Introspeksi & Rajut Mimpi

Sarana dan prasarana di Univet Bantara telah memadai dan memenuhi standar nasional perguruan tinggi. “Univet Bantara menjadi percontohan tata kelola sarana dan prasarana perguruan tinggi swasta. Peserta kegiatan asistensi tata kelola sarana dan prasarana sekitar 40 pengelola perguruan tinggi swasta di Soloraya,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya