SOLOPOS.COM - 5 Mahasiswa UNS memperkenalkan Sistem Twittering Plant melalui sosialisasi, Jumat (18/8/2017). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Mahasiswa Solo menciptakan alat bantu untuk petani.

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan twittering plant untuk membantu kerja petani. Meskipun negara agraris, Indonesia hingga kini masih menjadi pengimpor beberapa komoditas pangan seperti beras, jagung, dan kedelai. Salah satu penyebabnya adalah cara bekerja petani yang rata-rata masih menerapkan sistem konvensional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk pemenuhan kebutuhan tanaman, air, suhu, dan cahaya, kebanyakan petani di Indonesia masih berdasarkan perkiraan dan sangat bergantung kepada lingkungan. Dalam rangka membantu meningkatkan produktivitas petani, lima mahasiswa UNS Solo menciptakan sebuah prototype rumah kaca.

Di dalamnya terdapat sistem yang mampu memantau dan mengontrol kebutuhan tanaman seperti kelembapan tanah, suhu, kelembapan udara, maupun cahaya. Dari kelima mahasiswa tersebut, empat di antaranya dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT).

Mereka adalah Igor Muhammad Farhan dari Angkatan 2014; Abid Alim Mustaqim dari Angkatan 2014; Lia Anjarwati dari Angkatan 2015; dan Mohamad Nisman Falich dari Angkatan 2016. Sementara itu, satu mahasiswa berasal dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) yaitu Pandu Ardiansah yang merupakan mahasiswa Angkatan 2013.

Di bawah bimbingan dosen UNS, Chico Hermanu, penelitian tim itu berhasil meraih dana hibah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017. Tim mereka juga menjadi salah satu dari 11 tim yang dikirim UNS untuk maju dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2017, Rabu-Senin (23-28/8/2017).

Igor selaku juru bicara tim mengemukakan sistem yang mereka buat diberi nama Twittering Plant. Sistem tersebut terdiri atas tiga bagian yakni subsistem energi yang memanfaatkan tenaga surya menjadi energi listrik untuk memasok kebutuhan energi bagi subsistem kontrol hingga bagian terakhir adalah greenhouse atau tempat budidaya tanaman.

“Pada subsistem kontrol terdapat sensor kelembaban tanah dan sensor suhu serta kelembaban udara. Data sensor kemudian ditampilkan dalam aplikasi smartphone,” jelas dia saat ditemui wartawan di Kampus UNS, Jumat (18/7/2017).

Terdapat pula aktuator yang berfungsi seperti pompa dalam memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, lampu untuk memenuhi kebutuhan cahaya pada malam hari, dan kipas untuk menurunkan suhu. Aktuator dapat dioperasikan melalui aplikasi smartphone secara manual maupun otomatis dengan mode terjadwal dan set point.

Sistem itu telah disosialisasikan kepada petani di Desa Polokarto dan Desa Dukuh, Kabupaten Sukoharjo serta Desa Karangjoho, Kabupaten Klaten. “Para petani di wilayah tersebut memberikan respons yang positif dan berharap sistem dapat dikembangkan lagi untuk memantau dan mengontrol parameter kebutuhan tanaman lainnya seperti pH dan pupuk,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya