SOLOPOS.COM - Ilustrasi penerimaan mahasiswa baru (JIBI/Solopos/Dok.)

Kampus di Solo akan dimerger.

Solopos.com, SOLO — Beberapa perguruan tinggi swasta (PTS) di Solo tidak bisa memenuhi target jumlah mahasiswa baru dalam penerimaan Tahun Akademik 2017-2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Islam Batik (Uniba) Solo, Libria Widiastuti, mengatakan tidak bisa memenuhi dari target mahasiswa baru sebanyak 1.250 orang.

Hingga Program Pengenalan Akademik (PPA) dilaksanakan, mahasiswa baru pada 26 Agutus 2017 tercatat 645 orang. Sebanyak 645 mahasiswa baru itu terdiri atas 404 mahasiswa Fakultas Ekonomi; 120 mahasiswa Fakultas Hukum; 41 mahasiswa Fakultas Pertanian; dan 80 mahasiswa Program Pascasarjana.

“Penerimaan mahasiswa baru tahun ini [2017] mengalami penurunan,” katanya saat dihubungi Solopos.com di Solo, Senin (4/9/2017).

Penyebab penurunan, menurut dia, di antaranya penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ujian mandiri (UM) di perguruan tinggi negeri (PTN) yang berlangsung hingga Juni 2017. Kondisi tersebut menyebabkan minat mahasiswa mendaftar ke PTS berkurang.

Mereka juga harus menunggu pengumuman UM yang dilakukan Agustus. “Meski PPA telah dilaksanakan, kami masih tetap menerima pendaftaran mahasiswa baru hingga pertengahan Oktober mendatang,” kata Libria.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika, dan Komputer (STMIK) Duta Bangsa Solo, Singgih Purnomo, mengungkapkan dari target 500 mahasiswa, hingga pelaksanaan Program Pengenalan Studi (PPS) pada 28 Agustus 2017 lalu, hanya terkumpul 400 mahasiswa. “Pendaftaran masih berlangsung hingga akhir September 2017. Kami berharap bisa mencapai target 500 mahasiswa,” kata dia.

Menurut Singgih, minat calon mahasiswa mendaftar di PTS dipengaruhi beberapa hal, di antaranya sarana dan prasarana gedung, akreditasi, sampai lokasi kampus. Kondisi gedung kampus yang tidak representatif menyebabkan calon mahasiswa enggan mendaftar ke sebuah PTS. “Demikian pula bila akreditasi PTS kurang baik, juga tidak menarik minat calon mahasiswa,” ungkap dia.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Komisariat II Surakarta, Ali Mursyid Wahyu Mulyono, mengungkapkan jumlah PTS wilayah Soloraya terlalu banyak. Kondisi ini, menurut dia, menyebabkan persaingan antar-PTS untuk mencari mahasiswa sangat ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya