SOLOPOS.COM - Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. (Unissula.ac.id)

Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang dibobol joki ujian masuk yang mengaku sebagai mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Semarangpos.com, SEMARANG — Universitas Negeri Semarang menegaskan sikap tidak akan segan-segan memecat mahasiswa yang terbukti terlibat dalam tindak perjokian ujian di manapun tempatnya. “Sejak masuk kuliah, mahasiswa memiliki komitmen menjadi mahasiswa berprestasi dan berkarakter,” kata Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di Kota Semarang, Rabu (12/7/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan guru besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes tersebut seusai memimpin upacara wisuda di Auditorium Unnes, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang. Sebagaimana diwartakan, seorang pelaku perjokian yang mengaku masih tercatat sebagai mahasiswa Unnes tertangkap basah saat ujian masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

Ekspedisi Mudik 2024

Kendati mengaku belum mendengar informasi terkait oknum mahasiswanya itu, Fathur berjanji tak akan segan-segan menjatuhkan sanksi tegas jika mahasiswa itu terbukti terlibat atau melakukan perjokian. “Saya belum mendengar informasi itu. Namun, kalau memang ada mahasiswa tersangkut pidana, misalnya narkoba akan di-DO [drop out], radikalisme akan diserahkan pihak berwajib,” katanya.

Karena tindak pidana itu berkaitan dengan perguruan tinggi lain, kata Fathur Rokhman, tentu pemberian sanksi menjadi kewenangan polisi untuk menindak. “Kalau melanggar komitmen tadi, masuk [ranah] pidana, kami serahkan yang berwajib. Kami tidak akan melindungi. Sanksi administrasi juga akan kami berikan,” katanya.

Fathur menegaskan sanksi yang diberikan bergantung pelanggaran yang dilakukan, tetapi yang paling berat adalah DO, yakni diputus dari status kemahasiswaannya, seperti kasus pidana. Setu Abdul Hadi, 24, yang mengaku sebagai mahasiswa Semester VIII Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unnes itu melaksanakan peran sebagai joki itu setelah mendapatkan pesan singkat dari seseorang bernama Ririn.

Ririn menjanjikan Rp20 juta jika Setu bisa meloloskan seseorang dalam ujian masuk Fakultas Kedokteran Gigi Unissula Semarang. “Dijanjikan diberi Rp20 juta kalau bisa membantu lolos ujian masuk,” kata Setu yang mengaku sempat bertemu orang menyewanya di area parkir kampus Unissula sesaat sebelum tes berlangsung.

Saat itu, Setu mendapat kartu tes dan kartu pelajar atas nama Satrio Purnomo Prabowo, 17, warga Jl. Tanah Merdeka, Jakarta Timur yang merupakan siswa lulusan SMAN 54 Jakarta. Tatkala Setu hendak melaksanakan peran sebagai joki berbekal kartu tes dan kartu pelajar itu, pengawas ujian di kampus Unissula di Semarang itu curiga.

Identitas Setu diperiksa, ia ditanyai tanggal lahir Satrio. Nyatanya, ia tidak bisa menjawab. Termasuk, saat ia ditanya asal sekolahnya sehingga kemudian Setu dipisahkan ke ruang tersendiri sebelum diantar ke Mapolsek Genuk.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya