SOLOPOS.COM - Mahasiswi Papua di Universitas Negeri Semarang (Unnes). (Unnes.ac.id)

Kampus di Semarang, Universitas Negeri Semarang (Unnes), ingin mahasiswa asal Papua bisa segera mengabdi bagi daerah asal mereka.

Semarangpos.com, UNGARAN — Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendorong mahasiswanya asal Papua peserta program Afirmasi Pendidikan (Adik) mempercepat masa studi. Mereka diharapkan bisa segera pulang untuk mengabdi bagi daerah asal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ada 23 mahasiswa kami dari Papua yang menjadi peserta program Adik dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi,” ungkap Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Bambang BR di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (27/12/2016). Hal tersebut diungkapkannya saat Pendampingan Bagi Mahasiswa Program Afirmasi dan Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) yang berlangsung di Hotel c3 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurut dia, selama ini pelayanan pendidikan, khususnya di daerah 3T, seperti Papua memang masih minim, terutama karena masih kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. “Di samping itu, masalah yang lebih penting lagi adalah mengenai kualitas guru. Tuntutan mengajar bagi seorang guru di daerah terpencil lebih berat dibandingkan guru-guru di daerah perkotaan,” katanya.

Unnes sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) berkewajiban menjaga kualitas guru, termasuk mahasiswa asal Papua yang nantinya akan kembali ke kampung halaman mereka untuk mengajar. Pendampingan bagi mahasiswa asal Papua itu, kata dia, berlangsung 27-29 Desember 2016.

Pendampingan bagi mahasiswa peserta Adik oleh mapus di Semarang itu diisi dengan matrikulasi untuk pembekalan dan pendampingan agar mereka siap menjalankan pengabdiannya. “Materi yang disampaikan, di antaranya pendidikan karakter, strategi meraih prestasi, karya tulis ilmiah, komunikasi sosial, kader konservasi, dan kiat-kiat belajar di perguruan tinggi,” katanya.

Bambang menambahkan Unnes berkomitmen terhadap program dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti dengan melakukan pendampingan terhadap para peserta program Adik. Sementara itu, Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman mengatakan kegiatan pendampingan itu harus terus dilakukan untuk mempercepat masa studi mahasiswa program afirmasi Papua dan daerah 3T.

“Tentunya, tanpa mengurangi kualitas keilmuannya. Mereka (23 mahasiswa asal Papua) saat ini sudah masuk pada semester tiga,” kata Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu.

Diharapkan, kata dia, percepatan studi tersebut bisa membuat para mahasiswa asal Papua itu segera melaksanakan kewajibannya mengabdi dan mengembangkan sektor pendidikan di tanah kelahirannya. “Kami akan bekali mereka dengan pendidikan karakter berbasis konservasi untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, dan tangguh,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya