SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). (JIBI/Semarangpos.com/Dok.)

Kampus di Semarang, Universitas Negeri Semarang (Unnes), diingatkan kemungkinan radikalisme masuk kampus bersama globalisasi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengingatkan civitas academica Universitas Negeri Semarang (Unnes) tentang potensi masuknya paham radikal ke dalam kampus seiring dengan globalisasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami hanya melihat saja. Tetapi potensi ke depan dimungkinkan radikalisme masuk karena sistem globalisasi. Sebabnya, terjadi globalisasi informasi,” katanya seusai menyampaikan kuliah umum dalam rangka Pembukaan Dies Natalis ke-52 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Gedung Auditorium Unnes, Gunungpati, Semarang, Jumat (27/1/2017).

Di kampus perguruan tinggi di Semarang berjuluk kampus konservasi itu, Nasir mengatakan informasi yang bisa diakses sedemikian mudahnya secara global memang memungkinkan paham radikal masuk ke berbagai sistem persendian, termasuk kampus. “Maka dari itu, saya akan jaga. Kampus harus terhindar dari radikalisme. Kampus harus betul-betul menjadi tempat menempa ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan membangun negeri ini,” katanya.

Di sisi lain, mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro Semarang (Undip) itu mengharapkan mahasiswa harus memiliki pola pikir yang positif untuk meningkatkan kualitas dan mutu. “Bagaimana membangun universitas ke depan semakin berkualitas, misalnya Unnes bagaimana ke depan menjadi universitas berkelas dunia. Radikalisme harus ditinggalkan, sudah tidak ada waktunya lagi,” katanya.

Secara lebih jauh, kata dia, mahasiswa harus berperan membangun negeri agar mampu bersaing dalam dunia internasional. “Jangan sampai berpikir untuk kelompok masing-masing. Faksi-faksi ini harus ditinggalkan. Bagaimana membangun negeri, bagaimana bisa bersaing,” katanya.

Kemudian, Nasir mengatakan rasa toleransi harus ditumbuhkan di antara sesama agar tidak ada lagi paham-paham semacam radikalisme, apalagi terorisme. “Harus toleransi apapun agamanya, apapun alirannya, apapun makanannya. Semua adalah satu,” pungkas Menristek.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya