SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). (JIBI/Semarangpos.com/Dok.)

Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) memfasilitasi 10 mahasiswa asing bikin biodiesel.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sebanyak 10 mahasiswa Thailand dan Malaysia peserta program Internasional Community Engangement (ICE) 2017 diajari membuat biodiesel dan kriya tulang daun di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada 10 mahasiswa yang ikut, yakni enam orang dari Universiti Teknologi Mara Malaysia dan empat dari Kaseysart University Thailand,” ungkap Kepala International Office Unnes, Intan Permata Hapsari, di Kota Semarang, Senin (28/8/2017). Menurut dia, kegiatan ICE itu sebenarnya salah satu dari kegiatan yang dituangkan Unnes atas hibah bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) 2017 yang dimenangi universitas bersemboyan konservasi itu.

Biodiesel dan kriya tulang daun dipilih untuk bahan pembelajaran bagi mahasiswa perguruan tinggi asing mitra itu karena termasuk hasil penelitian peneliti Unnes yang telah berhasil dipatenkan civitas academica kampus di Semarang itu. “Untuk biodiesel ada Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas dari Fakultas Teknik yang mandegani, sementara kriya tulang daun ditangani oleh Prof. Amin Retnoningsih dari Jurusan Biologi FMIPA Unnes,” paparnya.

Pada kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 10 hari, mulai 14-25 Agustus 2017, lanjut dia, 10 mahasiswa dari Thailand dan Malaysia itu kali pertama diajak ke Perkebunan Karet di daerah Tuntang, Kabupaten Semarang. Di kebun karet itu, kata dia, mereka diminta mencari biji-biji karet untuk dibawa ke Laboratorium Teknik Kimia, FT Unnes, dan kemudian diajari cara mengolahnya menjadi minyak biodiesel sehingga benar-benar paham.

Demikian pula untuk kriya tulang daun, Intan mengatakan mahasiswa diajari mengolah hingga mewarnai tulang daun, kemudian dikreasi menjadi berbagai produk, seperti lukisan, gantungan kunci, dan bunga hiasan meja. Bukan hanya itu, imbuh dia, mahasiswa juga diajak mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa berwirausaha dengan mengolah biji karet atau membuat kreasi kriya dari daun.

Anggota Staf Ahli Rektor Unnes Bidang Kerja Sama dan Internasionalisasi, Ratna Dewi Kusumaningtyas, sekaligus peneliti biodiesel menambahkan program ICE itu dikonsep dengan tema “Journey to Biodiesel and Skeleton Leaf Arts”. “Kami memang ingin program ICE 2017 ini bisa semakin memperkuat reputasi Program Studi Teknik Kimia FT dan Biologi FMIPA Unnes yang telah memiliki paten dari dua hasil penelitian tersebut,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unnes Prof. Fathur Rokhman mengatakan kegiatan ICE merupakan bagian dari internasionalisasi Unnes agar semakin dikenal luas tidak hanya di kancah lokal, tetapi juga internasional. “Internasionalisasi ini merupakan salah satu dari sekian strategi untuk membesarkan Unnes dalam rangka meningkatkan reputasi di kancah global sebagai perguruan tinggi terakresitasi A,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya