SOLOPOS.COM - Kampus Undip di kawasan Tembalang, Semarang. (JIBI/Semarangpos.com/Dok.)

Kampus di Semarang, Universitas Diponegoro (Undip), menambah guru besar Bidang Peternakan.

Semarangpos,com, SEMARANG — Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menambah seorang guru besar pada Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) sehingga menambah deretan guru besar yang dimilikinya.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

“Jumlah guru besar yang kami miliki menjadi 105 orang,” kata Wakil Rektor I Undip Prof Muhammad Zainuri seusai pengukuhan Prof Luthfi Djauhari Mahfudz di Auditorium Kampus Undip Semarang, Selasa (29/11/2016).

Zainuri menjelaskan sebenarnya jumlah guru besar aktif yang dimiliki Undip sekarang ini 107 orang, namun dua guru besar di antaranya dipercaya memimpin lembaga pemerintah. Mereka adalah Prof Arief Hidayat yang dipercaya menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Prof Muhammad Nasir sekarang ini menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

“Yang masih proses ada sembilan orang [calon guru besar]. Berkas-berkasnya sudah siap. Insya Allah kami akan tuntaskan Desember nanti,” kata giri besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu.

Ia menjelaskan kehadiran Prof Luthfi akan memperkuat kajian keilmuan di FPP dan Undip, seiring dengan pelaksanaan sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH). Sebagai PTN-BH, diakuinya, tantangan yang dihadapi Undip akan semakin besar, terutama dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, seperti publikasi jurnal ilmiah internasional.

“Sepanjang 2015-2016 ini, sudah ada 368 jurnal ilmiah internasional. Targetnya, sebenarnya 300 jurnal, tetapi ternyata melampaui target. Tahun depan, semestinya lebih banyak,” pungkasnya.

Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengakui banyak guru besar yang akan memasuki masa pensiun sehingga diperlukan kehadiran guru-guru besar baru untuk memperkuat kajian keilmuan Undip. “Kalau untuk doktor, kami ada 500-an orang. Ya, kami dorong terus. Dosen kami yang [melanjutkan] berkuliah di Undip dibebaskan biaya sumbangan pembinaan pendidikan [SPP],” katanya.

Prof Luthfi pada kesempatan itu menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan Unggas Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Industri Perunggasan. “Selama ini, bahan baku pakan sekitar 80 persennya masih impor. Ini menjadikan industri perunggasan di Indonesia kurang bisa bersaing secara global dan memiliki ketergantungan,” katanya.

Makanya, Luthfi terdorong meneliti limbah untuk alternatif bahan baku pembuatan pakan unggas yang ternyata lebih efisien, murah, ketersediaan melimpah, dan tidak tergantung luar negeri.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya