SOLOPOS.COM - Profesor Han Ay Lie, guru besar Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. (JIBI/Solopos/Antara/Humas Undip)

Kampus di Semarang, Universitas Diponegoro (Undip), mengukuhkan putri pendiri peguruan tinggi negeri itu menjadi guru besar.

Semarangpos.com, SEMARANG — Han Ay Lie, putri salah satu pendiri Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Han Bing Hoo bakal dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Teknik. “Bersama mendiang Prof. Imam Bardjo dan Prof. Soedarto, ayahanda Han Ay Lie membidani Undip,” ungkap Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama di Kota Semarang, Selasa (11/7/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun sang ayah berlatar belakang hukum, kata Yos, ternyata Han Ay Lie lebih tertarik menekuni teknik sipil yang bidang kerjanya didominasi laki-laki. Kenyataan itu membuat guru besar Fakultas Hukum (FH) Undip itu bersyukur karena kehadiran Han Ay Lie sebagai guru besar teknik sipil bakal semakin menambah panjang deretan guru besar yang ada di bidangn itu.

“Guru besar teknik sipil baru ada dua. Itu pun sudah lama, terakhir 2008. Istilahnya, pecah endog setelah sekian lama akhirnya lahir guru besar baru,” katanya.

Sementara itu, Prof. Han Ay Lie mengakui sosok Rektor Undip sedemikian dekat dengan sang ayah karena pernah menjadi mahasiswanya ketika di FH Undip. “Ayah membidani universitas [Undip] sekitar 1956. Saya kembali meneruskan rintisan ayah saya,” kata sosok kelahiran Semarang, 9 November 1956. tersebut.

Sebagai satu-satunya keluarga besar Han, istri dari Andy Siswanto itu sejak kecil terlatih fasih tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda. “Saya masih ingat kata-kata ayah saya. Ketika itu Mas Yos [Rektor Undip sekarang] bertamu. Ayah saya bilang, suatu hari dia akan jadi rektormu,” kata Han Ay Lie.

Berkaitan dengan pidato pengukuhan guru besarnya, ia tergerak dengan maraknya problem lingkungan yang dihadapi masyarakat, termasuk dampak semen. “Masyarakat Indonesia, khususnya masih cukup bergantung dengan struktur beton. Kalau di luar negeri mengandalkan baja. Beton butuh semen untuk membuat bangunan,” katanya.

Persoalannya, kata dia, komponen beton mengakibatkan pencemaran lingkungan karena semen dalam proses produksinya menghasilkan CO2, serta polusi debu. “Dengan penelitian ini, saya ingin menekan pencemaran lingkungan yang diakibatkan semen. Bagaimana menggunakan semen secara efisien,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya