SOLOPOS.COM - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang Gunawan Witjaksana. (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa)

Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang melalui pakar komunikasi menyarankan para politikus tidak saling menjatuhkan, karena menyampaikan keunggulan masing-masing justru bisa lebih efektif.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sesama politikus mestinya tidak perlu saling menjatuhkan ketika melakukan komunikasi politik, karena pesan justru bisa lebih baik diterima publik jika mereka menyampaikan keunggulan masing-masing.  Nasihat itu dilontarkan Gunawan Witjaksana, pakar komunikasi yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang, Minggu (1/10/2017), ketika merespons Aksi 299 di Gedung DPR/DPD/MPR, Jakarta, Jumat (29/9).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi 299 yang menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan kebangkitan PKI. “Tanpa harus malu-malu, para elite bisa mencontoh iklan merek sepeda motor, antara lain, berbunyi ‘lebih baik naik Vespa’, ‘Yamaha nomor satu di dunia’, ‘Honda lebih unggul’, dan ‘Suzuki inovasi tiada henti’,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam pesan iklan tersebut, lanjut pakar komunikasi dari kampus di Semarang itu, masing-masing merek kendaraan saling menyampaikan keunggulannya, tanpa menjatuhkan merek lain pesaingnya. Dari sisi komunikasi, katanya lagi, calon incumbent atau petahana seolah-olah memperoleh keuntungan karena kinerja mereka akan berkata lebih nyaring daripada wacana dari para penantangnya.

Namun, pengetahuan para penantang terhadap keinginan aktual masyarakat, menurut dia, sebenarnya bisa menjadi peluang untuk menyampaikan pesan menarik yang sedang mereka cari, bahkan tidak jarang sang penantang dapat memenangkannya. “Para elite tentu ingat pesan para leluhur yang sangat adiluhung, seperti ‘ngluruk tanpa bala‘ atau ‘menang tanpa ngasorake‘,” katanya.

Pesan tersebut mengingatkan bahwa dalam sebuah kompetisi, seperti pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan umum presiden, dan pemilu anggota legislatif, ada yang menang dan ada yang kalah. Menurut dia, yang penting adalah menjaga agar yang kalah tidak merasa terzalimi sehingga sakit hati atau dendam.

“Alangkah indahnya bila komunikasi politik antarelite itu terjadi bak pertandingan olahraga yang dengan semangat persatuan akhirnya menghasilkan pemenang kompetisi. Mereka pun saling peluk, saling rangkul, dan bahu-membahu mewujudkan cita-cita bersama,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya