SOLOPOS.COM - Sujiwo Tejo menjadi pembicara Talk Show Teknologi Merevolusi Kebudayaan dan SDM NKRI, di Auditorium USM, Jl. Soekarno Hatta, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (17/11/2016). (Usm.ac.id)

Kampus di Semarang, Universitas Semarang (USM), menggelar Seminar yang dihadiri Sujiwo Tejo.

Semarangpos.com, SEMARANG – Budayawan Sujiwo Tejo mengingatkan mahasiswa Universitas Semarang (USM) untuk tidak minder dengan tradisi dan kebudayaan Indonesia. Ia mengatakan tradisi dan budaya Indonesia bukan hanya milik orang zaman dulu, namun juga dapat diterapkan pada masa sekarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pembicara di Talk Show Teknologi Merevolusi Kebudayaan dan SDM NKRI, di Auditorium USM, Jl Soekarno Hatta, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (17/11/2016).

“Jangan minder dengan tradisi dan jangan dikira tradisi telah selesai ketika dilaksanakan  orang pada zaman dulu, tapi konten-konten tradisi bisa ditafsirkan dan diterapkan nilai-nilai kebenarannya pada pada zaman sekarang” ungkap Sujiwo Tejo seperti dikutip Semarangpos.com dari Usm.ac.id.

Ia juga berharap para dalang jangan hanya menyampaikan tentang wayang, sabetan, dan gamelan, namun dalang sebaiknya belajar ilmu fisika, kimia, biologi dan lainnya agar bisa menyampaikan ke khalayak sesuai dengan perkembangan zaman. “Misalkan dalang menyampaikan tentang pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, tanpa oksigen kita tidak bisa bernapas maka dalang harus belajar ilmu fisika dan kimia,” ujar budayawan yang juga berprofesi sebagai dalang itu.

Dalam acara di kampus Semarang itu, Sujiwo Tejo bukan hanya berpidato, melainkan juga menyanyikan beberapa karyanya berkolaborasi dengan Paduan Suara Mahasiswa Sapta Gita Jaya USM. Sebelum memberikan materi, Sujiwo Tejo menyanyikan lagu karangannya yang berjudul Ingsun, sedangkan di akhir materinya, ia menanyikan lagu Jancuk.

Selain Sujiwo Tejo, acara yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Informasi dan Komunikasi USM itu juga mengadirkan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Dalam materi yang ia berikan, Yoyok menceritakan pengalamannya selama menjabat sebagai Bupati Batang.

Ia juga menyoroti pemimpin lain yang belakangan hari ini ia anggap banyak melakukan pencitraan melalui media sosial. “Untuk menjadi pemimpin perlu proses, jangan jadi pemimpin yang ingin cepet terkenal karena hanya dengan menggunakan media sosial. Orang bisa terkenal seketika seperti kecambah bisa tumbuh dalam waktu semalam namun mudah roboh” ungkapnya di depan peserta seminar.

Seminar itu dihadiri setidaknya 400 mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus. Acara di Universitas Semarang (USM) tersebut ditutup dengan selfie sang bupati Batang dengan para peserta sembari menyanyikan lagu beberapa lagu. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya