SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (JIBI/Solopos/Antara)

Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang menjadi sorotan setelah poster acara kegiatan dituding provokatif.

Semarangpos.com, SEMARANG — Poster bergambar siluet Garuda Pancasila dengan tulisan “Garuda Ku Kafir” dan spanduk bertuluskan “Bhinneka Tinggal Duka” dianggap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bernada provokatif. Karena itu, ia meminta polisi dan tentara menyelidiki hingga tuntas pemasangan undangan kegiatan di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah (Jateng) itu.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

“Mengenai ditemukannya poster yang sifatnya memprovokasi itu, kami sudah teruskan informasinya kepada aparat terkait, baik kodim maupun polrestabes,” kata politikus PDI Perjuangan itu di Kota Semarang sebagaimana dikutip kantor berita pelat merah, Antara, Rabu (17/5/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah poster dan spanduk undangan kegiatan yang belum jelas penyelenggaranya menggemparkan kampus FISIP Undip, Kota Semarang, Selasa (16/5/2017) sore. Setidaknya empat poster ditempelkan di Gedung A Kampus FISIP Undip, selembar poster lain dan sehelai spanduk ditemukan di kantin fakultas.

Poster yang dicopoti otoritas kampus Undip Semarang itu bergambarkan siluet gambar Garuda Pancasila dengan dominasi warna merah menyala. Tulisan “Garuda Ku Kafir” terpampang di tengahnya. Sedangkan spanduk bertuliskan “Bhinneka Tinggal Duka”. Di bagian bawah poster tertulis undangan kegiatan dengan warna putih, “Depan Gedung A FISIP Undip 20 Mei 2017 Pukul 15.30 WIB”.

Kendati belum mengetahui secara pasti makna di balik kata-kata yang tercantum dalam poster dan spanduk undangan kegiatan itu, otoritas kampus Undip Semarang mencopotinya sesuai hasil koordinasi dengan polisi. Frasa “Bhinneka Tinggal Duka” belakangan hari ini populer di kalangan muda kreatif yang getol mengampanyekan perlunya persatuan di tengah keberagaman Indonesia.

Meski demikian, Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—memutuskan sikap menganggap pilihan kata itu sebagai provokasi. Maka, ia pun mengingatkan masyarakat Kota Semarang untuk tidak terpengaruh dengan provokasi semacam itu. Tak lupa, politikus PDI Perjuangan itu berpesan agar warganya selalu guyub dan kompak meski berbeda etnis, budaya, dan agama.

“Di tengah rongrongan sekelompok oknum yang ingin memanfaatkan situasi, jangan sampai terpengaruh. Koordinasi muspida selama ini juga berjalan dengan baik,” papar Hendi kemudian.

Menurut Hendi, tidak semestinya muncul provokasi yang mengarah pada perpecahan karena bangsa Indonesia sejak semula sudah beragam, baik etnis, budaya, dan agamanya. “Keberagaman itu terangkum dalam satu kesatuan. Para pemimpin bangsa mendeklarasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] berdasarkan Pancasila. Ini yang harus terus dipegang,” tambahnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya