SOLOPOS.COM - Formasi paper mob yang ditampilkan ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Lapangan Kampus III UIN Walisongo, Kota Semarang, Senin (21/8/2017) (JIBI/Solopos/Antara/ Humas UIN Walisongo)

Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo di Semarang menjadi ajang pencatatan rekor paper-mob Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).

Semarangpos.com, SEMARANG — Sebanyak 13 formasi paper-mob—atraksi menggunakan kertas membentuk pola tertentu—yang dibawakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mencatatkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Atraksi paper-mob membentuk 13 tulisan itu ditampilkan oleh 3.844 mahasiswa di Lapangan Kampus III UIN Walisongo Semarang, Senin, sebagai bagian Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Selama PBAK berlangsung, UIN Walisongo Semarang juga mengadakan parade budaya dengan menampilkan beberapa pakaian adat di nusantara, serta beberapa tarian tradisional yang ada di Jawa Tengah.

Wakil Rektor III UIN Walisongo Semarang Prof. Suparman Syukur menjelaskan PBAK merupakan konsep baru dalam menyambut mahasiswa baru yang sebelumnya dinamakan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Menurut dia, secara konsep kedua model itu berbeda, karena PBAK lebih menekankan pada pengenalan kebudayaan, berbeda dengan sebelumnya yang penekanannya kepada mahasiswa lebih pada akademik.

“Dengan PBAK juga bisa meminimalisir tindak perpeloncoan terhadap mahasiswa baru, sebab budaya itu merupakan perilaku, budaya itu merupakan pergerakan. Berperilaku baik dan bermoral,” katanya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Selasa (22/8/2017). Ia sangat mengapresiasi kekompakan dan semangat mahasiswa melakukan paper-mob di tengah cuaca yang terik, karena kekompakan dan semangat itu membuktikan kerja keras, serta komitmen mahasiswa baru kampus di Kota Semarang itu untuk menorehkan prestasi.

Ke-13 formasi dalam atraksi paper-mob itu, antara lain membentuk tulisan dan simbol “NKRI Harga Mati”, “HUT Ke-72 RI”, “Indonesia Raya Merah Putih”, “Garuda Pancasila”, PBAK UIN Walisongo”, “Say No To Drug”, dan “Hubbul Wathon Minal Iman”. Kekompakan mahasiswa baru kampus di Kota Semarang itu melakukan atraksi, kata dia, merupakan kebanggaan tersendiri bagi UIN Walisongo, apalagi apa yang mereka lakukan itu bisa tercatatkan sebagai rekor di Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).

Manager Eksekutif Muri Sri Widayati menyebutkan UIN Walisongo mencatatkan rekor Muri sebagai pemrakarsa dan penyelenggara konfigurasi mob dengan tampilan kreasi terbanyak. Ia mengatakan rekor yang dicetak UIN Walisongo Semarang itu mengalahkan rekor sebelumnya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang menampilkan 11 formasi paper-mob. “Rekornya ke-8055. Setidaknya ada 13 formasi kebangsaan yang ditampilkan oleh mahasiswa baru. Bukan hanya banyaknya simbol, tetapi penekanannya adalah makna dan filosofi dari simbol yang ditampilkan,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya