SOLOPOS.COM - Salah satu penampilan mahasiswa UKSW dalam drama musikal bertajuk Sherk di Balairung kampus UKSW, Sabtu (25/3/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Kampus di Salatiga, yakni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), mahasiswanya mementaskan drama musikal Sherk.

Semarangpos.com, SALATIGA — Kesuksesan film animasi Sherk di layar lebar tampaknya menginspirasi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Terbukti, pada Jumat (24/3/2017) dan Sabtu (25/3/2017) petang, para mahasiswa dari kampus yang ada di Jl. Diponegoro, Salatiga itu, menampilkan drama musikal tentang Sherk berjudul Sherk: The Musical.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ya, tahun ini FBS UKSW memang memilih kisah dari film animas Sherk sebagai pertunjukkan tahunannya. Sutradara drama, Antonius Krisna, mengungkapkan Sherk: The Musical dipilih sebagai pementasan drama  karena alur ceritanya yang dianggap ringan dan penuh pesan moral.

“Pesan yang terkandung dalam Shrek The Musical adalah tentang bagaimana kita menghargai dan merasa bangga terhadap diri kita sendiri walaupun memiliki kekurangan. Alhasil, drama ini menjadi sangat cocok untuk menarik perhatian penonton terutama anak-anak,” imbuh Antonius dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com, Rabu (29/3/2017).

Shrek: The Musical berkisah tentang Shrek, seorang ogre hijau yang hidup bahagia dalam kesendiriannya di sebuah rawa di hutan. Namun kebahagiaanya terusik karena kedatangan makhluk-makhluk negeri dongeng (fairytale creatures) yang diusir dari Duloc oleh Lord Farquaad. Untuk memperoleh kembali kedamaiannya, Shrek diminta Lord Farquaad untuk membebaskan calon istri pilihannya, Putri Fiona yang sedang berada dibawah kekangan seekor naga. Ditemani oleh sahabatnya, Donkey, Shrek berhasil membebaskan sang Putri dari kekangan sang naga.

Dalam perjalanannya dengan Donkey dan Putri Fiona kembali ke Duloc, Shrek perlahan menemukan jati dirinya. Dia merasa bahwa walaupun dirinya adalah seorang ogre yang menakutkan, tapi dia tulus mencintai Fiona dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Shrek dan Fiona yang dikutuk menjadi ogre kemudian menemukan arti keindahan dan cinta seiring dengan berbagai rintangan yang mereka lalui.

Antonius menambahkan drama musikal Sherk itu melibatkan 137 mahasiswa yang terdiri dari pemain, kru, dan tim paduan suara. Drama tahunan ke-24 FBS ini pun sukses membuat para penonton terpukau.

Para penonton terlihat terpukau bukan hanya karena melihat akting para pemain, tapi juga kostum dan tata panggung yang disajikan.

Apiknya pementasan drama Shrek The Musical membuat para penonton betah menyaksikan pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih 120 menit itu. Sedikitnya 1000 penonton memadati Balairung UKSW, tak hanya dari Kota Salatiga tapi juga luar kota seperti Semarang dan Jakarta. Nampak juga beberapa warga negara asing menikmati pertunjukan ini.

“Ini baru pertama kalinya saya menonton drama FBS dan saya sangat terkesan pada suara para karakter yang semuanya bagus. Tahun depan saya akan menonton lagi,” terang Amanda, mahasiswa Udinus Semarang yang turut hadir menyaksikan drama musikal di kampus UKSW Salatiga itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya