SOLOPOS.COM - Pengunjung pameran Warung Games di Gedung Fakultas Teknologi Informasi (FTI), kampus Universitas Kristen Satya Wacana Kampus (UKSW) Salatiga, Selasa (31/5/2016), mencoba permainan kartu ciptaan mahasiswa setempat. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kampus di Salatiga, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), melalui mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi memperkenalkan permainan baru bermedia kartu dan papan.

Semarangpos.com, SALATIGA – Masyarakat masa kini dimanjakan berbagai permainan digital dari gadget maupun komputer. Kondisi itu membuat beberapa permainan yang dimainkan secara manual bermediakan kartu maupun papan mulai ditinggalkan.

Padahal, games digital semacam itu cenderung membuat manusia menjadi kurang bersosialisasi, seakan lupa dengan lingkungan sekitar. Lain halnya dengan permainan bermediakan kartu atau card games maupun permainan yang bermediakan papan atau board games yang justru bisa membuat para pemainnya lebih akrab.

Kondisi ini pulalah yang membuat komunitas pencinta permainan, Gamedev, dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga menciptakan 23 permainan dari kartu maupun papan. Ke-23 permainan itu mereka tampilkan dalam pameran bertajuk Warung Games yang digelar di Gedung FTI Kampus UKSW, Salatiga, Senin-Rabu (30/5/2016-1/6/2016).

Mulai dari permainan kartu yang melatih intelektualitas dalam menangani bencana, menghapal jenis-jenis kuliner khas eks Karesidenan Semarang, hingga melatih otak dalam berhitung ditampilkan dalam pameran permainan Warung Games itu.

Dosen FTI UKSW yang juga pembimbing Komunitas Gamedev, Jasson Prestiliano, mengaku seluruh permainan yang ditampilkan di pameran itu memang hasil karya para mahasiswanya yang tergabung dalam Komunitas Gamedev. Bahkan, beberapa dari permainan itu ada yang sudah dilombakan ke tingkat nasional, seperti S’marangan maupun Rescuer Journey.

“Tujuan kami menciptakan permainan ini memang untuk memopulerkan lagi permainan dari kartu dan papan. Kami yakin permainan seperti ini lebih seru dimainkan dibandingkan permainan digital, seperti Playstation atau yang dari gadget, karena menimbulkan keakraban dengan rekan permainan secara langsung,” ujar Jasson saat dijumpai Semarangpos.com di sela-sela pameran Warung Games di kampus UKSW Salatiga, Selasa (31/5/2016).

Ke-23 permainan yang ditampilkan dalam pameran itu beraneka jenis dan diberi nama berbeda-beda, seperti 100, Aidis, Ayo Kuliah, Cheat no Chat, Combat Deck, Detektif BK, Vunvita, Rescuers Journey, Meloducation, Mission of Glory, Motivathem, Soulmate, Pejuang Ekonomo, S’marangan, Shame Tower, Stalker, Target Lecture, HTBN, Usahain, Working dan Midas.

Meski terbuat dari kartu atau papan, ke-23 permainan itu memiliki jenis permainan yang berbeda-beda, seperti Rescuer Journey. Dari bentuknya, sepintas permainan ini mirip seperti Monopoli, namun dari tipe permainannya sangatlah berbeda. Permainan ini memberikan edukasi kepada para pemainnya tentang bahaya bencana alam di Indonesia dan juga bagaimana cara melakukan penyelamatan.

Salah satu pengunjung, Anggraeni Upik Pratiwi, mengaku awalnya susah memahami permainan yang ditampilkan dalam Warung Games. Meski demikian, lama-lama setelah mempelajari dan bergabung dalam permainan bersama para panitia, ia menjadi paham dan ketagihan. “Seru. Awalnya susah dan butuh waktu memahami. Tapi setelah beberapa saat duduk dan ikut main jadi ingin terus main,” ujar Upik.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya