SOLOPOS.COM - Gubernur Akademi Militer Mayjen TNI Arif Rahman mengalungkan tanda peserta kepada seorang perwakilan mahasiswa peserta latihan bela negara dan kepemimpinan di Kampus Akmil, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Heru Suyitno)

Kampus di Magelang, Akademi Militer (Akmil), ketamuan 250 mahasiswa PTN yang bakal berlatih bela negara.

Semarangpos.com, MAGELANG — Akhirnya, pelatihan bela negara jadi juga digelar seperti dicita-citakan kalangan nasionalis di Indonesia. Setelah keduluan Front Pembela Islam (FPI) yang berlatih bela negara dengan arahan Kodim Lebak, Banten, 5 Januari 2017 lalu, pelatihan bela negara versi penguasa digelar di kampus Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diberitakan berbagai media massa sebelumnya, banyak kalangan menganggap perlu dilakukan pendidikan bela negara bagi warga muda Indonesia. Setelah cukup lama adem, wacana itu mendadak kembali menghangat setelah Front Pembela Islam (FPI) yang berlatih bela negara di Lebak, Banten, 5 Januari 2017, dengan arahan kodim setempat.

Di tengah suasana politik yang tengah sensitif, belakangan hari ini, kegiatan rintisan FPI itu berbuah kehebohan. Bahkan kalangan militer yang sudah beberapa waktu tak bersuara tentang pentingnya bela negara ikut-ikutan mempersoalkan pelanggaran hierarkis yang dilakukan Dandim Lebak yang tanpa perintah atasannya telah membantu FPI berlatih bela negara.

Pangdam III/Siliwangi Mayjen M. Herindra bahkan bukan hanya mengoreksi prosedur pelatihan bela negara yang dilakukan FPI. Secara konkret, mantan danjen Kopassus itu bahkan menyatakan bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) yang tak mencintai dasar negara, anti Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tak akan mendapatkan pelatihan bela negara.

Menjelang Januari 2017 berakhir, TNI melalui Akademi Militer di Magelang akhirnya berhasil menggelar pelatihan bela negara sebagaimana dicita-citakan. Sebanyak 250 mahasiswa dari 28 perguruan tinggi negeri (PTN) digembleng latihan kepemimpinan dan bela negara di kampus Akmil Magelang.

Mahasiswa yang diikutsertakan daklam pelatihan bela negara di kampus Akmil Magelang itu adalah penerima beasiswa yang dikelola oleh Yayasan Karya Salemba Empat. Beasiswa yang dikelola oleh Yayasan Karya Salemba Empat, terdiri atas 100 beasiswa PT Indofood Sukses Makmur Tbk., 100 beasiswa PT XL Axiata Tbk., dan 50 beasiswa dari Give2Asia.

Pelatihan bela negara yang berlangsung 27 Januari 2017 hingga 4 Februari 2017 itu dibuka oleh Gubernur Akmil Mayor Jenderal TNI Arif Rahman di Lapangan Taruna Bakti Akmil Magelang, Jumat (27/1/2017). Gubernur Akmil mengatakan dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 diamanatkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Ia mengatakkan bela negara bukan hanya menjalankan kewajiban sebagai warga negara Indonesia, melainkan juga sebagai bentuk kehormatan warga negara Indonesia guna mewujudkan pengabdian dan sikap rela berkorban terhadap bangsa dan negara. Ia menuturkan bela negara merupakan salah satu kunci untuk melawan derasnya tantangan era globalisasi yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dengan segala dampak positif maupun negatif yang dibawanya.

Salah satu dampak globalisasi saat ini adalah terjadinya degradasi moral dan rendahnya nilai-nilai kebangsaan, jiwa nasionalisme serta kedisiplinan di kalangan generasi muda sehingga hal tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi setiap elemen bangsa.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya