SOLOPOS.COM - MUSEUM TANI -- Sejumlah pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Tani di Desa Krakitan, Bayat, Klaten, belum lama ini. Museum ini masih membutuhkan dana yang besar agar bisa mengembangkan koleksi dan menjadi objek wisata yang optimal. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Petani punya peranan yang sangat besar dalam menyediakan bahan pangan. Nah, orang mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa di Klaten ada Museum Tani. Museum ini merupakan bagian dari Kampung Wisata Tani di Dukuh Selorejo, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Museum itu diresmikan pada 16 September 2010 oleh Bupati Klaten, Sunarna.
Museum tersebut dikonsep sebagai tempat memamerkan alat-alat pertanian dari berbagai penjuru Indonesia.

MUSEUM TANI -- Sejumlah pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Tani di Desa Krakitan, Bayat, Klaten, belum lama ini. Museum ini masih membutuhkan dana yang besar agar bisa mengembangkan koleksi dan menjadi objek wisata yang optimal. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tempat ini sebenarnya sangat menarik untuk dikunjungi untuk memperluas pengetahuan kita. Namuna sayangnya, seperti kebanyakan museum di negeri ini, fasilitas yang tersedia di museum tersebut masih terasa kurang. Fasilitas untuk mendukung kampung wisata, termasuk untuk mengembangkan Museum Tani tersebut memang sudah tersedia, namun belum mencapai 50 persen.

Bahkan, papan petunjuk yang memandu wisatawan menuju museum tersebut belum ada. Demi mengoptimalkan eksistensi museum, jalan menuju Museum Tani itu seharusnya dilengkapi petunjuk arah sebagai sarana sosialisasi. ”Kami sudah berencana membuat petunjuk arah ke sini. Hal itu sebagai salah satu prasarana pendukung dengan bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, namun sampai saat ini dananya belum cair,” tutur Wakil Ketua Pengelola Museum Tani dan Kampung Wisata Tani Desa Krakitan, Sugianto, belum lama ini.

Proposal permintaan bantuan dana untuk Kampung Wisata Tani dan Museum Tani tersebut, menurut Sugianto, sebenarnya telah diajukan kepada Pemkab Klaten dan mendapat persetujuan dari Bupati pada 26 September 2010. Proposal itu kemudian diserahkan kepada Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pemkab Klaten. Namun, dananya tak kunjung cair. Tiga bulan kemudian pihak Bagian Kesra mengembalikan proposal tersebut untuk diperbaiki.

“Saat memperbaiki dan menambah beberapa kekurangan terkait museum ini, mulanya kami berpikir dana akan cair atau masuk ke rekening, namun belum juga terealisasi. Pihak Bagian Kesra menginginkan revisi proposal pada bagian nominal dana bantuan,” paparnya. Menurut Sugianto, pengelolaan Kampung Tani di Desa Krakitan juga belum maksimal. Pengelolaan membutuhkan sarana dan prasarana yang sangat tergantung pada bantuan dana. “Sementara ini, sosialisasi terkait keberadaan museum masih bersifat internal, jadi belum diketahui secara luas. Kami butuh sarana dan prasarana pendukung untuk memaksimalkan pengelolaan,” jelasnya.

Museum tersebut memajang alat-alat pertanian. Cangkul dan sabit dari berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu koleksi museum itu. Beberapa hama penyerang tanaman padi yang diawetkan juga dipamerkan. Selain itu juga ada koleksi museum dalam berbagai bentuk seperti caping, gangsingan, serta kendi untuk minum para petani ketika berada di sawah.

Muhammad Khamdi

Peta petunjuk jalan menuju Krakitan, Bayat, Klaten:

Lihat Peta Lebih Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya