Senin, 26 September 2011 - 16:13 WIB

Kampung Juminahan di Jogja diteror bom molotov

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja (Solopos.com)–Satu hari pasca aksi bom bunuh diri menggemparkan warga Solo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (25/9/2011), giliran warga Juminahan, Danurejan, Jogja dihebohkan oleh teror bom molotov, Senin (26/9/2011) dini hari.

Meski bom molotov yang dilemparkan orang tidak dikenal itu belum sempat meledak, tetap saja membuat warga setempat resah. Hingga kini, empat pelaku pelemparan bom molotov itu masih dalam pengejaran anggota Polsekta Danurejan dan Polresta Jogja.

Advertisement

“Bom itu terbuat dari botol kaca bekas minuman ringan ukuran 150 mililiter. Berisi bensin dan sumbunya dipasang di tutup botol yang dilubangi,” terang Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Donny Siswoyo di kantornya, Senin siang.

Berdasar keterangan dari beberapa saksi di sekitar lokasi kejadian, Donny menjelaskan bahwa peristiwa pelemparan bom molotov itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Waktu itu, sejumlah warga yang masih terjaga mendapati dua orang laki-laki tidak dikenal berboncengan sepeda motor jenis bebek.

Setelah berpapasan dengan gerombolan warga di Jl. Karanggayam, kedua pelaku yang berjaket gelap dan berhelm standar itu geragapan dan langsung putar arah. Mengetahui hal itu, warga pun curiga dan langsung mengejar keduanya.

Advertisement

Di tengah aksi kejar-kejaran dengan warga, pelaku yang di jok belakang tiba-tiba melempar bom molotov itu. Untung saja bom itu menggelinding ke selokan di tepi jalan sehingga apinya padam.

“Pelakunya empat orang. Sebab, warga juga melihat dua orang lain yang juga berboncengan motor di ujung jalan ikut tancap gas,” ujar Donny.

Guna mencegah maraknya aksi teror pasca pilkada hingga kekhawatiran jaringan teror bom bunuh diri di Solo merambah ke Jogja, Donny telah menyiapkan langkah antisipasi.

Advertisement

“Kita terapkan penguatan di sejumlah wilayah yang rawan terjadi gangguan kamtibmas. Karena jumlah anggota terbatas, maka penguatan itu sifatnya dengan skala prioritas,” singkatnya.

(JIBI/Harian Jogja/lis)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif