SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kampung hijau Solo, beralasan berada di daerah rawan banjir, kampung hijau Solo batal direalisasikan.

Solopos.com, SOLO–Program Kampung Hijau yang menyasar bantaran Sungai Bengawan Solo wilayah RT 003/RW 019, Gulon, Jebres, batal direalisasikan. Pemkot menilai kawasan tersebut rawan banjir sehingga pembangunan berpotensi mubazir.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Luluk Nurhayati, mengakui sempat ada rencana pembangunan Kampung Hijau di bantaran sungai wilayah Gulon pada 2013. Hanya, proyek yang didukung dana alokasi khusus (DAK) dari Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) itu urung ditindaklanjuti karena faktor geografis. “Ada sejumlah masukan untuk dialihkan saja karena di sana rawan banjir. Takutnya muspra kalau nekat dibangun taman dan sejenisnya,” ujar Luluk saat dihubungi Solopos.com, Selasa (9/2/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya, pengembangan Kampung Hijau di Gulon diproyeksi didanai anggaran sekitar Rp600 juta. Duit tersebut termasuk pengembangan Taman Sekar Asri yang tak jauh dari bantaran kali wilayah Gulon. Luluk mengatakan pada awalnya BLH berencana mengintegrasikan dua kawasan tersebut sebagai ruang terbuka hijau berkonsep edukatif. “Setelah program dari Kemen LH batal, sebenarnya kami mengajukan kembali di Kementerian Pekerjaan Umum. Namun permohonan ini lagi-lagi tidak disetujui dengan alasan lokasi rawan banjir.”

Sejauh ini pihaknya hanya dapat membantu pengadaan bibit tanaman untuk penghijauan di bantaran. Beberapa waktu lalu BLH memberi bantuan 100 bibit pohon buah di kawasan Gulon.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD, Supriyanto, menyayangkan Pemkot yang tidak konsisten dalam mengawal sebuah program. Menurut Supri, mestinya BLH dapat memprediksi sejak awal potensi banjir sebelum meluncurkan rintisan Kampung Hijau tiga tahun lalu.
“Kalau seperti ini Kampung Hijau cuma sebatas slogan. Sampai sekarang belum betul-betul diwujudkan,” tuturnya.

Seorang warga RT 003/RW 019, Samidi, menampik kawasan bakal lokasi Kampung Hijau rawan banjir. Dia menyebut wilayah bantaran di Gulon terhitung tinggi sehingga limpasan air sulit masuk ke permukiman. “Paling cuma peres saja, setelah itu surut, tidak sampai masuk ke lahan bantaran. Kalau di sini kebanjiran berarti Solo tenggelam,” ucapnya.

Ketua RT 003/RW 019 Gulon, Abdul Rosyid Hanafi, berharap Kampung Hijau tetap terealisasi untuk mendorong perbaikan ekonomi warga sekitar. Belum lama, Dinas Pertanian Solo giliran meninjau Gulon untuk pengembangan kawasan penanaman sayur organik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya