SOLOPOS.COM - Kegiatan 'merti golong gilig' di Kampung Dipowinatan Mergangsan Kota Jogja. Sumber: facebook Humas Kota Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA- Kegiatan rutin tahunan di Kampung Dipowinatan Mergangsan Kota Jogja yaitu “merti golong gilig” kali ini tampil lebih meriah dengan digelarnya fragmen tari yang mengisahkan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

“Pada tahun ini, ada penggalan fragmen cerita yang mengisahkan kemenangan kebaikan atas kebatilan. Kebaikan digambarkan sebagai tokoh Arjuna sedangkan kejahatan digambarkan dengan tokoh raksasa,” kata Ketua RW 2 Keparakan Dipowinatan Kota Jogja, Wahyu Sugianto, Senin (18/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, fragmen tari tersebut menggambarkan niat warga Kampung Dipowinatan untuk bersatu menghadapi berbagai gangguan. Semangat persatuan dari seluruh warga tersebut juga disimbolkan dengan mengikat sapu lidi secara bersama-sama oleh unsur pengurus kampung dengan jajaran pemerintah daerah.

Sapu tersebut, lanjut dia, merupakan simbol senjata untuk melawan kejahatan.

Walikota Jogja Haryadi Suyuti yang menyempatkan datang ke acara tersebut kemudian menancapkan bendera Merah Putih sebagai simbol semangat kesatuan dan kebangsaan.

Kegiatan “merti golong gilig” di Dipowinatan sudah digelar sejak 2010 yang ditujukan untuk memeriahkan acara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kegiatan ini biasanya digelar satu hari setelah peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan,” katanya.

Kemeriahan kegiatan “merti golong gilig” tersebut juga menjadi milik seluruh warga yang ikut berpartisipasi dengan menyajikan berbagai pengaman di halaman rumah masing-masing. Pengunjung bisa menikmati penganan itu secara gratis.

Sementara itu, Ketua Kampung Wisata Dipowinatan Sigit Istiarto mengatakan, warga juga menyiapkan gunungan golog gilig yang terbuat dari bakpao dan arem-arem. Kedua jenis makanan tersebut merupakan kuliner khas Dipowinatan.

Guungan tersebut kemudian dikirab keliling kampung dan di akhir acara diperebutkan oleh seluruh masyarakat untuk disantap bersama.

Haryadi Suyuti berharap, kegiatan tersebut dapat dilestarikan oleh masyarakat. “Kegiatan ini mencerminkan budaya gotong royong warga. Budaya ini sepertinya semakin luntur, sehingga semangatnya perlu terus diingatkan kepada warga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya