SOLO–Saatnya APBD berpihak pada warga miskin, kran beasiswa pendidikan makin santer dikucurkan dan bedah rumah untuk membongkar ketidaknyaman warga miskin akan hunian kian digalakkan.
Misi itulah yang diusung Hafid Zakariyaa. Lelaki berusia 34 tahun ini maju secara pribadi mengkampanyekan pengurangan kemiskinan. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Yayasan Pendidikan Setih Setio di Mura Bungo, Jambi itu seolah tak ingin berhenti meyerukan kampanyenya.
Tak hanya kepada pihak pemerintah namun ia juga ingin menggugah hati orang-orang disekitarnya untuk lebih peka dalam mendorong pemerintah menangani kemiskinan.
Seperti yang ia lakukan pada Kamis (5/1-/2012). Ia yang datang dari Jambi tersebut menyerukan kampaye serupa saat tiba di Bandara Adi Soemarmo, Solo pada orang-orang yang ia temui. Selain itu, ia yang hendak pulang kampung ke Sragen tersebut, juga berkunjung ke SOLOPOS, di Griya Solopos di jalan Adi Soecipto untuk melakukan hal serupa.
“Sebelumnya saya juga pernah datang ke DPRD Padang untuk menanyakan sejauh mana APBD itu mengalir untuk warga miskin, selain itu juga menyerukan pengurangan kemiskinan ini kepada para mahasiswa,” ceritanya.
Prinsip setiap orang memiliki tanggung jawab sosial (personal social responsibility) pada sesamanya menjadi pelecut semangatnya untuk terus menggerakkan kampanye pengurangan kemiskinan. Ia pun mempunyai mimpi setidaknya pada 2015 ada perubahan drastis pengurangan angka kemiskinan.
“Gerakan 1 orang namun bisa membawa perubahan akan lebih baik dari pada banyak orang tapi tidak berhasil,” tukasnya.