Kampanye tunggal

Ingar-bingar kampanye Pemilu legislatif lalu menyisakan pengalaman tak terlupakan bagi Jon Koplo. Bagi pemuda yang tinggal di sebuah kampung di Solo ini, kampanye selalu identik dengan mogleng-mogleng di jalan dengan sepeda motor tanpa saringan knalpot.

Demikian halnya yang terjadi pada hari itu. Seharian, Jon Koplo dan Tom Gembus mengikuti kampanye salah satu partai ternama. Mereka berboncengan nyirig-nyirig keliling Kota Solo dengan sepeda motor blombongan sehingga setiap orang di sekitarnya dibuat kebrebegen suara dari motornya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Singkat cerita, karena waktu sudah sore, Jon Koplo mengantarkan Tom Gembus pulang ke rumahnya yang masih satu kelurahan dengannya. Habis mengantar Gembus, kebetulan Koplo melihat sir-siran-nya yang bernama Lady Cempluk berjalan kaki sehabis pulang kerja. Ia pun berinisiatif untuk mengantar Cempluk.

”Baru pulang kerja, Pluk? Ayo, Kangmas antar!” tawar Koplo.

Semula Cempluk menolak, namun setelah dipaksa, Cempluk merasa sungkan juga dan mau diboncengkan dengan motor yang suaranya kayak halilintar itu.

Ndilalah rumah Lady Cempluk berada di lingkungan riyel estate alias perkampungan padat penghuni yang rumah satu dan lainnya berdempetan kemruyuk ngana kae. Karuan saja Jon Koplo jadi pusat perhatian warga kampung yang pada pating jredhul keluar, dikiranya ada kampanye lewat di kampung mereka. Bahkan anak-anak kecil pada bersorak-sorai, ”Kampanye-ne liwat! kampanye-ne liwat…!” Namun setelah melihat kedatangan Koplo, ”Wooo, kok mung siji thil?” keluh mereka kecewa karena suara motor yang meraung-raung itu ternyata cuma satu.

Koplo dan Cempluk hanya bisa mesam-mesem menanggung malu dengan wajah memerah.  Kiriman Aditya Maryono, Purwodiningratan RT 04/RW III, Jebres, Solo 57128.