SOLOPOS.COM - Capres Joko Widodo (Jokowi) (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) meminta para pendukungnya melakukan serangan darat untuk memenangkan pesta demokrasi pemilihan presiden (pilpres) 2014. Serangan darat dianggap Jokowi lebih efektif daripada serangan udara yang selama ini dilakukan lewat media massa dan media sosial.

Penegasan Jokowi itu disampaikan dalam orasi politik di depan massa Asosiasi Industri Permebelan dan Industri Kerajinan (Asmindo) se-Jawa dan Bali dalam saat deklarasi kemenangan Jokowi-JK di Taman Balekambang, Banjarsari, Solo, Jumat (20/6/2014). Kampanye terbuka yang digelar Asmindo Solo itu dihadiri seribuan orang anggota dan pengurus Asmindo dari berbagai daerah, seperti Purwokerto, Blora, Bali, Bandung, Solo, dan Asmindo dari berbagai kota lainnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kehadiran Jokowi berlangsung singkat setelah menjalankan ibadah Jumat di Masjid Ponpes Al Muayyad Solo. Dalam kesempatan itu, Jokowi hanya meminta dua hal kepada massa Asmindo. “Sisa waktu yang hanya tiga pekan ini, saya hanya minta dua hal. Pertama, intensifkan serangan darat, itu yang paling penting. Kalau serangan udara itu bagian kita-kita. Untuk serangan darat, saya membutuhkan bantuan warga semuanya. Caranya dodoki pintu tetangga dan jelaskan kalau Jokowi-JK [Jusuf Kalla] itu begini… begini… ,” seru mantan Wali Kota Solo itu.

Kedua, Jokowi meminta warga pendukungnya untuk terus menepis isu dan fitnah-fitnah negatif. Gubernur DKI Jakarta itu menghitung ada 23 isu atau fitnah yang dilancarkan kepadanya. “Kalau hanya difitnah pertama, kedua, ketiga masih ora papa. Tapi, saya hitung ada 23 isu atau fitnah. Orang itu ada batas kesabarannya,” keluhnya.

Salah satu fitnah itu, tudingan Jokowi anak orang Singapura. Dia kembali menegaskan bapaknya orang Karanganyar, Ibunya orang Boyolali, dan usaha-usahanya ada di Sukoharjo, Kalijambe, dan Boyolali. “Fitnah itu jelas tidak kreatif. Jelas-jelas muka ndeso kok dibilang orang Singapura. Wajah memang ndeso, tapi otaknya internasional,” tandasnya.

Orasi Jokowi hanya sekitar 15 menit. Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) F.X. Hadi Rudyatmo tak ikut masuk ke panggung. Wali Kota Solo itu hanya mendengarkan dan menyaksikan orasi Jokowi di sela-sela kerumunan massa di depan panggung dan menyegat Jokowi saat turun panggung.

Seusai orasi, K.H. Abdul Karim Ahmad Musthifa alias Gus Karim, Pengasuh Ponpes Alqurani Mangkuyudan, Solo, menyampaikan doa untuk kemenangan Jokowi-JK. Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Solo, Hilmi Achmad Sakdillah, dan beberapa kiai NU juga tampak mendampingi Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya