SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA–Musisi Ahmad Dhani tengah menjadi sorotan karena penampilannya di video klip kampanye dengan judul: Prabowo-Hatta: We Will Rock You, menuai kontroversi.

Dalam video clip itu Dhani mengenakan pakaian ala Heinrich Luitpold Himmler, Pimpinan SS (Schutzstaffel) Nazi Jerman. Selain itu laguasli band Queen berjudul “We Will Rock You” yang digubah Dhani itu tak mendapat izin dari sang pemiliknya.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Bahkan Brian May, gitaris band Queen dalam akun twitternya juga menanggapi video klip tersebut. Ia mengatakan bahwa lagu yang digubah Dhani itu tak ada izin dari pihaknya.

Menanggapi hal itu Dhani mengaku rela dan tak keberatan bila video klip itu dihapus dari perederannya di dunia maya.

“Lagunya memang bukan lagu resmi iklan jadi saya nggak keberatan bila dihapus,” ujar Dhani di Jakarta, Rabu (25/6/2014) malam.

Ia juga menegaskan lagu tersebut bukan lagu kampanye resmi karena memang belum ada izin dari yang bersangkutan.

“Ini kan konteksnya bukan resmi iklan kampanye, jadi mengapa harus dibesar-besarkan, tinggal dihapus saja,” ujarnya.

Sekadar Fashion

Ahmad Dhani menjadi sorotan karena penampilannya di video klip kampanye dengan judul: “Prabowo-Hatta: We Will Rock You.

Dalam video klip itu Dhani mengenakan pakaian ala Heinrich Luitpold Himmler, Pimpinan SS (Schutzstaffel) Nazi Jerman. Selain itu laguasli band Queen berjudul “We Will Rock You” yang digubah Dhani itu tak mendapat izin dari sang pemiliknya.

Lalu bagaimana tanggapan Ahmad Dhani? Menurutnya, apa yang ia kenakan dalam video klip itu hanya sekedar fashion belaka, tidak ada tendensi apa-apa, apalagi untuk menjadikan dirinya seorang yang menganut paham fasisme.

“Itu hanya fashion saja, karena konteksnya memang hanya untuk dikenakan, bukan untuk apa-apa, jadi jangan terlalu dibesar-besarkan,” ujar Ahmad Dhani di Jakarta, Rabu (25/6) malam.

Selain itu Dhani juga menegaskan bahwa penampilannya dalam video klip itu sengaja dibesar-besarkan karena terjadi saat momen pilpres.

“Saya rasa kalau saja ini bukan momen pilpres dan hanya video klip biasa mungkin tidak akan sebesar sekarang ini dibicarakannya, jadi suasananya lebih politis,” ujarnya.

Lanjutnya, ia kembali menegaskan bahwa dirinya bukan penganut fasis dan sangat jauh dari unsur itu.

“Saya jauh dari unsur-unsur fasisme, media asing juga tahu kalau saya itu seorang pluralis,”  ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya