SOLOPOS.COM - Simpatisan kader PDI Perjuangan yang menjadi korban penganiayaan saat konvoi, Dwi Rahmanto menjalani perawatan di Rumah Sakit Kustati Solo, Senin (24/3/2014). Korban mengalami luka di bagian pelipis, telinga, dan patah tulang jari tangan.(JIBI/Solopos/Septian Ade Mahendra)

Solopos.com, SOLO—Dua orang simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di wilayah Pasar Kliwon menjadi korban penganiayaan tiga orang tak dikenal saat menggelar konvoi kendaraan di pertigaan Kenteng, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Senin (24/3/2014) sekitar pukul 10.30 WIB. Salah satu korban diketahui bernama Dwi Rahmanto, warga Sangkrah RT 004/RW 004, Pasar Kliwon, Solo.

Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com dari Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pasar Kliwon, Senin siang, peristiwa penganiayaan itu berawal saat rombongan kader dan simpatisan PDIP menggelar konvoi bermotor dengan menggunakan atribut partai tersebut. Kebetulan Senin kemarin merupakan jatah kampanye terbuka bagi PDIP di wilayah Pasar Kliwon-Serengan atau daerah pemilihan (dapil) V Solo.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Konvoi yang diikuti sekitar 60 orang itu bergerak dari wilayah Sangkrah menuju rumah salah satu calon anggota legislatif (caleg) PDIP di Joyosuran, Marhaeni. Massa itu bergerak melewati Pasar Ayam Silir, Semanggi ke selatan hingga di Pertigaan Kenteng. Dalam perjalan itu, rombongan konvoi sempat dilempari kerikil ketika lewat di Masjid Majelis Ulama Indonesia (MUI) Semanggi.

Tiba-tiba ada tiga orang menggunakan helm sebagai penutup kepala mencegat salah satu peserta konvoi yang paling belakang. Saat itu korban penganiayaan, Dwi Rahmanto, mengendarai motor dengan berboncengan dengan temannya. Motor yang dikemudikan korban tidak diketahui.

“Berdasarkan laporan yang saya terima, di pertigaan Kenteng itu, korban dicegat dan langsung dikeroyok dengan menggunakan senjata tajam berupa parang dan pentungan yang terbuat dari beton. Darah bercucuran. Dwi pun berteriak-teriak meminta tolong. Ketiga orang itu langsung kabur dengan mengendarai dua motor, salah satunya merupakan Yamaha Mio berwarna hijau,” ujar Ketua Panwascam Pasar Kliwon, Agus Anwari, saat ditemui solopos.com, di sela-sela laporan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Solo, Senin sore.

Luka Serius 

Menurut Agus, warga yang mendengar teriakan korban langsung mendekat, salah satunya bernama Enggar Setyadi Sukarno, warga Sangkrah RT 002/RW 005. Enggar berinisiatif langsung membawa korban ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kustati Pasar Kliwon. Hanya Dwi Rahmanto yang mengalami luka serius. Sedangkan teman korban hanya luka-luka ringan.

“Dari hasil pemeriksaan tim medis RSI Kustati, korban mengalami luka serius di bagian tangan kiri. Tiga jari, yakni kelingking, jari manis, dan jari tengah patah. Kemudian, pelipis bagian kanan dan kuping kanan mengalami luka gores sentaja tajam. Korban masih menjalani perawatan di rumah sakit bersangkuta hingga Senin petang,” tegas Agus.

Agus sempat mendatangi lokasi kejadian perkara dan melihat korban di RSI Kustati. Saat di RSI itulah, Agus bertemu dengan Kapolsek Pasar Kliwon. Agus pun menyerahkan data-data hasil laporan Enggar kepada aparat kepolisian karena peristiwa itu masuk ranah pidana umum. “Kami belum bisa mengidentifikasi pelaku karena tidak dikenal. Selanjutnya, perkara itu tetap saya sampaikan ke Panwaslu Solo,” pungkasnya.

Ketua Panwaslu Solo, Sri Sumanta, mengatakan sepakat dengan langkah yang disampaikan Panwascam Pasar Kliwon bahwa perkara itu masuk ranah pidana umum. Menurut dia, bila terjadi bentrok antarpeserta kampanye dari partai lain itu merupakan sengketa antarpeserta pemilu, bukan pidana umum.

“Jadi, itu menjadi wilayah wewenang kepolisian,” tuturnya.

Sementara, Sekretaris DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, menyatakan insiden di Kenteng itu diserahkan kepada aparat berwenang untuk menyelesaikan. Teguh mengatakan partai belum bertindak karena masih menunggu hasil kajian dari aparat kepolisian.

Terpisah, caleg PDIP dapil Pasar Kliwon-Serengan yang juga anggta DPRD Solo, Marhaeni, sempat menunggu korban saat pemeriksaan medis di RSI. Menurut Marhaeni, massa konvoi itu bergerak ke kampung-kampung dengan suara yang bising. Dia mengatakan korban ini keluar dari rombongan konvoi dan tiba-tiba terjatuh lalu dipukuli orang.

“Korban ini memang mengenakan kaus saya. Ya, itu konstituen kami. Kami menungguinya sampai jari-jarinya dijahit. Dari pemeriksaan dokter, sepertinya harus dioperasi. Informasi dari kepala sukunya, maunya massa konvoi itu mau memberi kejutan kepada saya. Saya tidak tahu [kenal] korban, tetapi tetap saya harus peduli,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya