SOLOPOS.COM - Ratusan pelajar dengan mengenakan kaos PDI Perjuangan duduk sambil menyaksikan kampanye di dalam Stadion Trikoyo, Sabtu (5/4/2014). Mereka dipaksa oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan kampanye. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN—Aksi kampanye PDI Perjuangan yang menghadirkan juru kampanye nasional Puan Maharani dan Megawati Soekarno Putri, heboh karena melibatkan siswa SMA/SMK terjadi di Stadion Trikoyo, Klaten, Sabtu (5/4/2014). Bahkan, siswa juga diwajibkan mengenakan kaos berlogo PDI Perjuangan saat kampanye berlangsung.

Pantauan solopos.com di lokasi, seribuan siswa dari berbagai SMA/SMK negeri di Klaten memadati Stadion Trikoyo mulai pukul 09.00 WIB. Mereka kompak mengenakan kaos bertuliskan “Banteng Puan Maharani” pada sisi depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, kaos berwarna putih merah tersebut juga memampang logo PDI Perjuangan di dada kiri. Sedangkan, pada sisi belakang kaos bertuliskan “Indonesia Hebat”.

Salah satu siswa SMKN 3 Klaten, Palupi, mengatakan dirinya beserta teman-temannya diminta oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan. Dirinya juga diberi kaos PDI Perjuangan untuk dikenakan saat acara kampanye tersebut.

“Ini mau ke Stadion disuruh sekolah ikut kegiatan kampanye. Kami hanya bisa nurut,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Sabtu. Bahkan, dia juga terlihat masih mengenakan rok berwarna coklat khas seragam pramuka lengkap dengan sepatu sekolah.

Sementara, kondisi serupa juga diungkapkan salah satu siswa dari SMAN Polanharjo. Siswa yang enggan disebutkan namanya ini mendapatkan pesan singkat dari temannya yang berisi perintah untuk mengikuti kegiatan kampanye. “Dapat SMS isinya perintah untuk mengikuti kegiatan,” katanya di lokasi.

Setelah ditelusuri, ternyata SMS itu benar adanya. Inti dari SMS tersebut berisi perintah untuk mengikuti kegiatan kampanye PDI Perjuangan yang dihadiri sejumlah tokoh nasional. SMS tersebut juga mewajibkan siswa yang ditunjuk untuk wajib mengikuti kegiatan karena ditunjuk pihak sekolah.

Sementara, hingga Sabtu sore Ketua Panwaslu Klaten, Suharno, belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan masalah tersebut. Solopos.com sudah berusaha menghubungi via telepon namun tidak mendapatkan respons.

Terpisah, Ketua Panwascam Pedan, Sarwono, membenarkan adanya pengerahan massa pelajar dalam kampanye tersebut.

“Salah satu sekolah menengah di Pedan ada juga yang mengirimkan pelajarnya ke kampanye. Bahkan, sekolah diminta menghafalkan mars PDI Perjuangan dalam waktu lima hari,” katanya kepada solopos.com, Sabtu.

Pihaknya mengaku sudah mengantongi bukti terkait pengarahan pelajar tersebut. Menurutnya, hal tersebut dinilai melanggar peraturan karena menggunakan sekolah untuk ajang kampanye. “Itu sudah salah dan melanggar karena menggunakan pelajar untuk ajang kampanye. Apalagi yang dikirimkan itu siswa kelas X dan XI yang mayoritas belum memiliki hak pilih,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya