SOLOPOS.COM - Kamala Harris. (Reuters)

Solopos.com,WILMINGTON — Kamala Harris menerima tempatnya sebagai Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat. Putri imigran Jamaika dan India ini berdiri di hadapan para pendukungnya memberikan pidato kemenangan pada Sabtu (7/11/2020) di Wilmington, Delaware.

7 Pasien Positif Covid-19 Sukoharjo Meninggal Dalam Sepekan, Total 63 Kasus Kematian

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir The Guardian, Senin (9/11/2020), Kamala Harris menjadi wanita pertama dan wanita kulit hitam pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Mengenakan setelan celana serba putih, Harris tersenyum gembira saat dia menuju ke podium, untuk memberikan pidato kemenangannya.

Harris memulai pidatonya dengan penghormatan atas warisan almarhum anggota kongres dan aktivis hak-hak sipil John Lews. Dari panggung Chase Center di Riverfront Wilmington, Harris mengutip pernyataan Lewis, bahwa melindungi demokrasi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.

“Demokrasi membutuhkan pengorbanan. Tapi ada kegembiraan di dalamnya. Dan ada kemajuan. Karena kami, rakyat, memiliki kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ulasnya.

Harris yang menjadi wanita dengan jabatan tertinggi Amerika Serikat, menjadi tonggak sejarah yang mematahkan ras dan gender di hampir setiap kesempatan. Sebagai jaksa penuntut, Harris menjadi jaksa agung wanita kulit hitam pertama di California. Ketika dirinya terpilih menjadi anggota Senat pada 2016, Harris menjadi wanita kulit hitam kedua dalam sejarah yang bertugas di majelis tersebut.

Satgas Ungkap Kasus Covid-19 Masih Terkendali Pascalibur Panjang

Dalam sambutannya, Harris memberikan penghormatan kepada wanita di seluruh Negeri. “Saya merenungkan perjuangan mereka, tekad mereka dan kekuatan visi mereka, untuk melihat apa yang bisa, tidak terbebani oleh apa yang telah terjadi, saya berdiri di atas bahu mereka,” katanya.

Aktivis Hak Sipil

Harris secara khusus menghormati kontribusi wanita kulit hitam dalam perjuangan untuk hak pilih, kesetaraan, dan hak-hak sipil kepada para pemimpin. Sebagai calon Wakil Presiden, Harris berbicara tentang masa kecilnya yang dihabiskan untuk menghadiri pawai hak-hak sipil bersama orang tuanya.

Ketika protes George Floyd Meletus, Harris diketahui bergabung dengan aktivis di jalanan untuk menuntut kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial. Saat Biden mencari calon Wakil Presiden, tekanan dibangun untuk memilih seorang wanita kulit hitam sebagai pengakuan atas kampanye kepresidenannya.

Namun sebuah narasi mulai terbentuk bahwa Harris adalah pilihan yang sedikit konvensional. Harris diketahui adalah seorang senator dan saingan demokrat yang pernah membawa keseimbangan generasi, ideologi, dan rasial terhadap Demokrat.

Biaya Rapid Test 20.439 Anggota KPPS Pilkada Sragen Telan Rp3 Miliar Lebih

Harris dengan tegas membantah narasi tersebut, dan mengatakan bahwa kehadirannya merupakan bukti Biden yang berani mendobrak salah satu penghalang paling substansial di Amerika, yaitu memilih wanita sebagai Wakil Presiden.

Dalam pidatonya, Harris mengingat ibunya, Shyamala Gopalas harris yang meninggalkan rumahnya di India menuju California pada tahun 1958. “Mungkin dia tidak membayangkan momen ini,” kata Harris. “Tapi dia sangat percaya pada Amerika di mana momen seperti ini mungkin terjadi,” katanya.

Pada pidato kemenangannya itu, Harris juga berjanji kepada negara bahwa dirinya tidak akan menjadi wanita terakhir yang bekerja di kantor pemerintah Amerika Serikat. “Saya tidak akan menjadi yang terakhir, karena setiap gadis kecil yang menonton malam ini melihat bahwa ini adalah negara yang penuh peluang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya