SOLOPOS.COM - Ketua IGHO, Suprapto (kanan), menyerahkan bendera IGHO kepada PLt. Kepala Dinas Pariwisata Solo, Aryo Widyandoko, Rabu (10/11/2021). (Bayu Jatmiko Adi/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Ikatan Guest House dan Homestay Indonesia (IGHO) resmi terbentuk di Solo. Deklarasi IGHO dilakukan di Laweyan, Solo, pada Rabu (10/11/2021).

Ke depan keberadaan homestay ataupun guest house diharapkan dapat mencukupi kebutuhan penginapan dan melengkapi keberadaan hotel di Solo.

Promosi Telin & BW Digital Berkolaborasi Percepat Konektivitas di Wilayah RI-Australia

Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Solo, Aryo Widyandoko, mengatakan keberadaan guest house memiliki potensi tersendiri di Solo. Meski saat ini perhotelan di Solo juga tumbuh, menurutnya ada segmen pasar berbeda antara keduanya.

“Misalnya ada kelompok, dengan anggaran kecil, yang tidak memungkinkan menginap di hotel, bisa menginap di homstay atau guest house. Jadi segmennya berbeda,” kata dia di akhir kegiatan deklarasi IGHO, Rabu.

Baca Juga: UBS Naik! Simak Harga Emas 24 Karat Pegadaian, Kamis 11 November 2021

Meski begitu dia mendorong pelaku usaha guest house untuk memberikan pelayanan prima untuk para tamu yang berkunjung di Solo. Dia juga mengajak para pengelola guest house untuk mengurus sertifikat Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE).

Sementara itu Ketua IGHO, Suprapto, mengatakan IGHO dimungkinkan menjadi organisasi guest house dan homestay pertama di Indonesia yang terbentuk secara legal.

“Tujuan kami menjadi wadah komunikasi antara guest house dan homestay di Solo bahkan ke depan menjadi organisasi nasional. Kami berharap dengan ikatan ini bisa bersinergi bersama, kita tata agar ke depan lebih mandiri dan bersama dengan asosiasi pariwisata lain di Solo memajukan pariwisata di Solo,” kata dia, Rabu.

Baca Juga: Hore! Area World Superbike Mandalika Sudah Terkaver Jaringan 4G

Terkait pasar, dia mengatakan sejauh ini guest house dan homestay di Solo cukup banyak diminati. Meski begitu dia menilai segmen pasarnya berbeda dengan segmen perhotelan.

“Karakter manajemen konsepnya beda dengan hotel. Tamu juga beda. Tamu yang datang ke kami kebanyakan yang menginginkan suasana rumahan. Satu unit guest house bisa dipesan satu kelompok kecil itu yang membuat kami beda,” lanjut dia.

Keberadaan homestay juga menjadi satu dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya homestay di kampung batik Laweyan, juga berada di tengah pusat batik. Dengan begitu, ketika keluar homestay akan langsung bisa merasakan kentalnya suasana kamoung batik.

Dia mengatakan saat ini ada 30 homstay dan guest house yang tergabung di IGHO. “Sedangkan data di Dinas Pariwisata ada sekitar 72. Target kami semua masuk organisasi,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya