SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menjalani penyuntikan vaksin kedua di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Selasa (9/2/2021). (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Wonogiri bersama tokoh masyarakat, agama, dan pemuda yang berjumlah sepuluh orang menjalani penyuntikan kedua vaksin Covid-19 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Selasa (9/2/2021).

"Setelah disuntik pertama hingga 14 hari selanjutnya tidak ada efek samping. Setelah disuntik kali kedua ini tambah sehat dan kuat. Efeknya semakin percaya diri dan optimis," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan setelah disuntik vaksin, Selasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pria yang akrab disapa Jekek itu mengatakan penyelenggaraan vaksinasi atau penyuntikan kedua sebagai tindak lanjut penyuntikan tahap pertama. Selain itu, vaksinasi bagi tokoh publik juga berfungsi sebagai sosialisasi kepada masyarakat.

Baca juga: 93.208 RT/RW di Jatim Laksanakan PPKM Mikro, Ini Teknisnya

"Kami sosialisasikan agar vaksinasi tidak menimbulkan polemik, perdebatan dan spekulasi di masyarakat, karena vaksin ini aman. Masyarakat tidak perlu khawatir dan cemas. Karena pada akhirnya masyarakat juga akan divaksin," ungkap dia.

Jekek mengatakan, vaksinasi bertujuan untuk menciptakan atau membentuk kekebalan komunitas.

PPKM Skala Mikro

Jika untuk menurunkan angka persebaran Covid-19 ada cara atau prosedur lain. Misalnya saat ini pemerintah mencanangkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] skala mikro.

"Dengan adanya vaksinasi dan kebijakan PPKM, diharapkan masyarakat dan semua pihak disiplin protokol kesehatan. Dan pada akhirnya bisa berdamai dengan Covid-19," kata dia.

Baca juga: Tertimpa Pohon Randu, Warga Gesi Sragen Meninggal Dunia

Di sisi lain, capaian vaksinasi tahap pertama yang menyasar ke tokoh publik dan tenaga kesehatan di Wonogiri mencapai 91,98 persen.

Jekek menjelaskan capaian tidak bisa menembus 100 persen disebabkan karena beberapa hal. Diantaranya ada yang tertunda karena Nakes mempunyai penyakit komorbid atau saat proses screening tekanan darahnya tinggi.

"Nakes yang gagal divaksin akan menunggu kondisi normal dari para Nakes. Jika sudah membaik tetap akan menjalani vaksin," kata Jekek.

Baca juga: Pengin Dapat Penghasilan Pasif di Kala Pandemi? Coba Trik Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya