SOLOPOS.COM - Dampak longsor Selasa (31/12/2019) sore di Totosari RT 004/RW 014, Pajang, Laweyan, Solo, Rabu (1/1/2020). (Solopos/M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO -- Hujan deras yang mengguyur Kota Solo pada Selasa (31/12/2019) siang membuat aliran Kali Jenes, Kecamatan Laweyan, Solo, meluap hingga setinggi kurang lebih lima meter.

Akibatnya, garasi dan halaman rumah milik Sabar Suripto, warga RT 004/RW 014, Totosari, Pajang, Laweyan, Solo, longsor dan hanyut terbawa aliran sungai pukul 14.30 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Anak pemilik rumah, Heriyanto, saat ditemui Solopos.com di sela-sela kegiatannya, Rabu (1/1/2020), mengatakan saat longsor hujan cenderung ringan, tetapi aliran sungai terus meluap selama beberapa jam.

Seketika garasi berisi tiga sepeda motor, satu sepeda listrik, empat sepeda kayuh, dan satu mesin pembuat es krim amblas masuk ke dalam aliran sungai.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tahu-tahu langsung longsor bagian garasi dan halaman depan rumah, longsornya cepat. Sesaat setelah kejadian hanya dua sepeda kayuh saja yang berhasil diambil oleh warga karena aliran air sangat deras. Kami tidak berani mengambil risiko mengambil barang-barang yang terbawa arus,” ujarnya.

Hujan Deras, Solo Macet Parah: Palur-UMS Nyaris 1 Jam

Heriyanto menjelaskan tiga sepeda motor Honda Vario, Honda Beat, dan Yamaha Crypton itu baru dapat dievakuasi pada Rabu (1/1/2019) ketika air sudah surut. Ia menjelaskan sejak sekitar pukul 06.00 WIB warga bergotong royong masuk sungai mencari barang-barang yang terbawa arus.

“Ketemu sekitar belasan hingga puluhan meter dari lokasi kejadian. Perlu waktu hingga lima jam untuk mengevakuasi seluruh barang-barang. Ada beberapa peralatan tukang kayu yang hanyut, tapi tidak apa-apa,” papar dia.

Ia mengatakan longsor semacam itu bukan kali pertama terjadi. Sekitar enam tahun lalu kejadian serupa pernah terjadi namun hanya longsoran kecil dan tidak menimbulkan kerugian material.

Longsoran sepanjang 20-an meter itu saat ini telah dipagari untuk mengantisipasi warga terperosok. Ia mengaku belum menemukan solusi untuk mencegah longsor susulan terjadi. Setiap hujan deras aliran Kali Jenes itu terus meluap.

“Kalau memasang talut sendiri tidak memungkinkan finansialnya, semoga Pemerintah Kota Solo memperhatikan persoalan ini. Jangan sampai ada longsor susulan atau longsor di lokasi lain. Beruntung tidak ada korban luka-luka maupun korban jiwa,” ujarnya.

Pilkada Sragen: Joko Suwoto Rela Lepas Status ASN demi Majukan Tanah Kelahiran

Sementara itu, Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Jateng, Iis Widya Harmoko, saat dihubungi Solopos.com, menjelaskan saat ini Kota Solo telah memasuki musim penghujan apabila dilihat dari intensitas curah hujan yang cenderung lama tanpa disertai angin.

Menurutnya, Januari dan Februari 2020 merupakan puncak musim penghujan wilayah Kota Solo.

“Satu pekan ke depan Kota Solo masih rutin diguyur hujan tapi tanpa disertai angin kencang. Ciri-ciri musim penghujan seperti saat ini, hujan ringan, sedang, dan lebat dengan waktunya cenderung lama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya