SOLOPOS.COM - Anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) membersihkan tanaman liar di talut Kali Jenes Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (15/11/2020). (Solopos-Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Pendangkalan Kali Jenes yang berlokasi di perbatasan Kelurahan Joyosuran dan Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, dinilai dapat memicu banjir saat musim hujan. Warga diimbau peduli dengan kondisi sungai.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di RT 002 RW 002 Kelurahan Joyosuran, Minggu (15/11/2020) lima anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI Kota Solo melakukan resik-resik Kali Jenes. Sukarelawan membersihkan tanaman liar di dinding talut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sukarelawan yang turun ke sungai tidak dapat bergerak bebas karena kondisi dasar sungai yang berlumpur. Sukarelawan juga menaikkan sejumlah sampah berupa kain bekas dari dasar sungai.

Video Aksi Freestyle Muda-Mudi Boncengan Motor Viral, Polisi Lakukan Ini

Warga setempat yang juga anggota Sibat, Rohmad, menjelaskan pendangkalan sungai sudah berlangsung bertahun-tahun yang berdampak pada air sungai meluap dan membanjiri rumah-rumah warga sekitar setiap musim hujan.

Warga melakukan mitigasi dengan menyiapkan rak di dalam bangunan rumah untuk melindungi barang berharga.

“Kalau hujan deras airnya meluap. Ini membutuhkan pengerukan karena pendangkalan sudah bertahun-tahun,” katanya.

Kolaborasi Warga Sekitar Sungai

Menurut dia, Sibat dan warga sekitar kerap menjaga lingkungan sungai supaya tetap lestari. Namun, tidak cukup mereka saja yang bergerak karena upaya itu membutuhkan lebih banyak kolaborasi dari warga sekitar sungai.

Walah, Libur Panjang Akhir Tahun Bisa Ditiadakan Bila...

Salah satu pegiat sungai yang juga anggota Sibat PMI Solo, Toyib, menjelaskan penyebab pendangkalan Kali Jenes, antara lain sampah dan limbah rumah tangga yang masuk sungai. Sedimen lumpur yang ditemui mencapai sepinggang orang dewasa.

“Sedimentasi lumpur ada yang dalam dan ada yang cetek. Tadi ada sampai satu pinggang sampai keblegong. Sungai kurang terawat. Kondisi sungai jarang dibersihkan,” kata dia.

Dia menjelaskan, warga sekitar harus rajin membersihkan sungai dan tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai. Warga juga tidak boleh menyepelekan tanaman rambat karena mampu merusak talut dalam jangka panjang.

Duh, Kasus Positif Covid-19 Karanganyar Didominasi Klaster Keluarga

Kasus Covid-19 Klaten Melonjak Tajam, Hajatan dan Pembelajaran Tatap Muka Masih Boleh?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya