Solopos.com, BOYOLALI -- Sejumlah warga Desa Tlogolele, Kcamatan Selo, Boyolali, mengikuti sosialisasi dan simulasi evakuasi bencana Gunung Merapi di Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Rabu (4/11/2020). Desa Mertoyudan merupakan sister village dari Desa Tlogolele.
Sekda Boyolali, Masruri, menerima informasi aktivitas guguran lava di Gunung Merapi msasih terjadi namun intensitasnya tidak terlalu besar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pun mulai mengantisipasi jika suatu ketika Gunung Merapi meletus. "Hari ini [Rabu] ada kegiatan di Mertoyudan yang menjadi sister village dari Tlogolele. Klakah nanti di Gantang, Sawangan. Sudah kami siapkan. Kepala desa dan masyarakat [sister village] sudah saya tembung. Jika nanti ada yang harus dievakuasi mohon dibantu," kata dia kepada wartawan, Rabu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Tekan Persebaran Covid-19, Pemkab Boyolali Andalkan Program Jogo Tonggo
Menurutnya, kegiatan tersebut bertujuan menguatkan pemahaman masyarakat di lereng Gunung Merapi ketika suatu saat terjadi musibah. "Jadi kalau ada evakuasi, nanti arahnya ke sana [sister village]," lanjut dia.
Protokol Kesehatan Tetap Diperhatikan
Di sisi lain, dia menegaskan jika penanganan evakuali nantinya tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sebagai informasi, belum Lama ini sempat muncul satu klaster penularan Covid 19 di Desa Tlogolele. Hal itu akan menjadi perhatian tersendiri.
"Nanti perlakuannya khusus. Pengamanan akan tetap dilakukan. Tapi kalau ada yang Covid-19, kemungkinan hanya beberapa dan itu akan di ambil dulu, dipisahkan dengan yang lain. Protokol kesehatan tetap dijalankan," lanjut dia.
Tambah Lagi! Ada 2 Klaster Covid-19 Keluarga Baru di Boyolali
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana gunung meletus berjalan lancar. K3giatan berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB sampai pukul 13.30 WIB. "Tadi kegiatannya di Mertoyudan. Intinya untuk simulasi dan sosialisasi, jika suatu saat terjadi apa-apa, larinya ke daerah yang menjadi sister village itu," kata dia.
Kegiatan tersebut sekaligus menjadi sarana mempererat tali persaudaraan antara masyarakat Tlogolele dengan masyarakat Mertoyudan. "Kami pertemukan dengan tokoh masyarakat dengan sukarelawan dan pemerintah desa. Sebenarnya sebelumnya sudah kami perkenalkan tiga kali ini. Jadi ini untuk mempererat tali persaudaraan dan sosialisasi," jelas dia.