SOLOPOS.COM - Sejumlah elemen masyaraat Solo melakukan aksi unjuk rasa menentang rencana pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari, Solo, Kamis (30/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Cukup menarik mendengar celetukan orang-orang yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang pembangunan mal di kompleks bekas Pabrik Es Saripetojo, Kamis (30/6/2011). “Wah, nama Jokowi kian moncer saja,” celetuk Harno, salah satu peserta aksi anti-Bibit Waluyo.

TOLAK MAL -- Sejumlah elemen masyaraat Solo melakukan aksi unjuk rasa menentang rencana pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari, Solo, Kamis (30/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harno bersama puluhan warga yang tergabung dalam Forum Komunitas Masyarakat Solo (FKMS) itu memang tengah memperbincangkan walikota mereka, Jokowi yang kini naik daun di panggung Nasional. Maklum, selain karena prestasinya sebagai Walikota yang masuk 10 besar terbaik di-Nusantara, nama Jokowi kini juga moncer hanya gara-gara kata “bodoh” yang keluar dari mulut Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo itu. “Gara-gara dia dibodoh-bodohin Bibit, semalam Pak Jokowi malah kembali live di Metro TV lagi,” sahut peserta aksi lainnya sambil lesehan menanti peserta aksi lainnya berkumpul di Solo Center Poin (SCP) Purwosari.

Massa aksi yang datang kali itu memang tak bersamaan. Ada yang jalan kaki, ada yang naik motor butut, ada yang numpang pikap, ada pula yang naik sepeda ontel. Namun, mereka datang digerakkan oleh perasan yang sama dan rasa simpatik yang sama, yakni membela walikota Jokowi. “Lha iya, dulu jargon Bibit Bali Desa Mbangun Desa. Kenyataanya, malah Bali Desa Ngrusak Solo,” celetuk Guntur, peserta aksi lainnya sambil menenteng bekas pamflet kampanye Bibit Waluyo saat maju menjadi Gubernur Jawa Tengah tahun 2008 silam. Dalam bekas pamflet itu, tentu saja jargon Bibit sudah diplesetkan menjadi Bali Desa Ngrusak Solo.

Ya, aksi warga Solo anti Bibit kali itu memang terasa lain. Selain digelar bersamaan dengan kedatangan Bibit Waluyo ke Solo, aksi itu seakan menjadi ajang refleksi bersama atas dua kepemimpinan kepala daerah, yakni Bibit Waluyo vs Jokowi. “Kalau Jokowi yang jelas sekali prestasinya dibilang bodoh, lha terus Bibit itu apa ya?” tanya Harno setengah berseloroh.

Namun, jauh dari lubuk hati mereka, peserta aksi anti Bibit itu sebenarnya bukan bermaksud membalas kata-kata bodoh Bibit Waluyo. Mereka sebenarnya justru ingin menyampaikan pesan betapa kepemimpinan Jokowi selama ini sangat menyatu dengan kehidupan warga Solo. Dengan gaya kejawaan Jokowi, lontaran kata bodoh itu justru kembali kepada yang melontarkannya. “Itulah ilmunya Jokowi. Ibaratnya kampanye, Jokowi sekarang itu dapat biaya gratis,” gelak Harno. Setelah itu, ia pun menyambar pengeras suara di atas mobil pikap dan berorasi lantang menentang pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo, Purwosari.

Aries Susanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya