Solopos.com, SEMARANG — Kalangan DPRD Jawa Tengah meminta agar pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah ditunda. Pelaksanaan uji coba PTM di sekolah Jateng itu rencananya digelar mulai Senin (5/4/2021).
Desakan atas penundaan PTM sekolah di Jateng itu disampaikan anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng. Yudi menyebut ada sejumlah pertimbangan yang membuat PTM di sekolah wajib ditunda.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Pertimbangan itu berdasarkan kegagalan uji coba PTM tahap pertama hingga potensi terjadinya lonjakan kasus Covid-1. Menurut Yudi, saat ini grafik kasus Covid-19 di Jateng masih fluktuatif. Dengan adanya interaksi di sekolah, maka potensi grafik Covid-19 bisa saja mengalami lonjakan.
Baca Juga: 5 Zodiak Ini Kata Astrologi Jago Berimajinasi
Sesuai data Satgas Covid-19 per 29 Maret, kabupaten/kota di Jateng memang tidak ada yang masuk zona merah. Namun, kabupaten/kota di Jateng juga belum ada yang masuk kategori zona hijau. Semua masih tergolong zona oranye dan sewaktu-waktu bisa berubah menjadi zona merah.
Sedangkan sesuai data dari situs web corona.jatengprov.go.id, jumlah pasien Covid-19 di Jateng yang masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri mencapai 5.988 orang. “Saya rasa tidak perlu terburu-buru. Melihat data itu, sebaiknya PTM perlu ditunda. Jangan sampai uji coba nanti justru merugikan upaya penangan Covid-19, dengan terjadinya lonjakan,” ujar politikus Partai Gerindra itu, Sabtu (3/4/2021).
Justru Terpapar Covid-19
Yudi mengatakan Jateng sebenarnya pernah menggelar uji coba PTM tahap pertama akhir 2020 lalu. Namun saat itu PTM dihentikan setelah ratusan siswa SMK Negeri Jateng di Semarang yang dikelola Pemprov Jateng terpapar Covid-19.
"Lalu, jika sekarang mau dilakukan uji coba PTM, sejauh mana standar sarpras dan standar protokol kesehatan untuk mengukur kesiapan sekolah? Karena melihat uji coba yg dulu malah meningkatkan jumlah penderita covid. Kita tidak boleh lupa dengan kejadian itu," ujarnya.
Baca Juga: Turn Back Hoax: Vegetarian Kebal Covid-19?
Alasan ketiga belum selesainya vaksinasi. Vaksinasi memang telah dilakukan namun belum selesai.
“Iya, mungkin guru-gurunya sudah, Siswanya sudah belum? Misalnya guru dan siswa ini sudah, lalu orang tua siswa atau orang-orang yang tinggal serumah dengan guru dan siswa ini bagaimana? Jangan sampai siswa dan guru ini nanti menjadi OTG dan menularkan Covid ke lingkungannya,” tandasnya.
PTM sekolah di Jateng itu hendaknya juga merujuk pada rekomendasi WHO. Sesuai rekomendasi dari WHO, untuk mencapai herd immunity maka 70 persen populasi sebuah wilayah harus sudah divaksin.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos