SOLOPOS.COM - Anwar, kakek pejuang kemerdekaan yang dijadikan model dalam foto editan Kakek Minta Chip Poker. (Komunitascintapejuangindonesia.blogspot.com)

Solopos.com, SOLO – Kaskuser mungkin akrab dengan foto seorang kakek yang meminta chip untuk bermain game poker. Ya, foto hasil editan itu banyak diunggah di media sosial dan dijadikan bahan lelucon. Tapi tahukah Anda kalu orang dalam foto itu ternyata salah satu pejuang kemerdekaan?

Foto editan Kakek Minta Chip Poker yang beredar di jejaring sosial dan forum kaskus (Kaskus)

Foto editan Kakek Minta Chip Poker yang beredar di jejaring sosial dan forum kaskus (Kaskus)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alih-alih membuat lelucon, postingan foto “Kakek minta chip poker” malah dihujat netizen. Pasalnya kakek dalam gambar itu ternyata punya riwayat mengagumkan.

Thread kaskuser dengan akun couldjibril  tentang pembahasan gambar ini mendadak jadi populer beberapa pekan terakhir. Banyak pengguna kaskus lain yang bersahutan menanggapi.

Ekspedisi Mudik 2024

Postingan berjudul “Sedih Gan, Pahlawan Perang Jadi Pengemis Diolok-olok Pengguna Sosmed akun ini memaparkan identitas kakek-kake yang ada dalam foto itu.

“Beberapa waktu lalu, foto ini sempat menjadi bahan olok-olokan di forum sosmed. Saya sebenarnya sangat tidak setuju dengan prilaku konyol itu, siapapun yang ada di foto tersebut, ia tetap orang tua yang layaknya harus kita hormati. Barusan tiba-tiba seorang memberitahu bahwa orang tua yang ada di foto itu sesungguhnya bukan orang sembarangan. Katanya,ia yang bernama Anwar adalah mantan seorang komandan kompi berpangkat Letnan yang pernah menghadapi Jepang, Inggris dan Belanda di Sumatera Selatan.  Saat melakukan penyusupan ke Payakumbuh, ia tertangkap Belanda dan mengalami siksaan berat di penjara Padang,” tulisnya dalam thread tersebut.

Akun ini juga memberi tautan yang bisa dirujuk untuk memberi gambaran lebih lengkap mengenai identitas sang kakek.

Terungkap, kisah Anwar diceritakan oleh satu surat kabar Pos Metro pada 28 Juli 2008. Saat itu usianya 94 tahun.

Gambar juga diambil oleh Pos Metro dan di posting ulang di laman blog Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI). KCPI menyebut kakek ini tidak punya rumah dan hidup menumpang di rumah warga Kota Baru, Padang.

“Saya tak punya keluarga. Istri saya sudah meninggal tahun 1960. Bersama bayi yang dikandungnya. Mati karena kurangnya gizi, kata Anwar seperti dikutip dari blog itu.

Kakek yang fasih berbahasa Jepang, Inggris dan Belanda ini adalah Letnan Satu, Komandan Kompi 3 Sumatra Bagian Selatan. Itulah daerah Anwar waktu menjabat sebagai serdadu bangsa untuk mengusir penjajah. Dia berada di bawah pimpinan Bagindo Aziz Chan.

Anwar menjalani kehidupan yang sulit sebagai pejuang. Kakinya pernah tertembus peluru. Saat gagal bergerilya Anwar harus mendekam di bui selama berbulan-bulan.

“Penjara dulu, bukan seperti sekarang. Dulu, tangan di ikat kawat berduri, kaki di ikat dengan rantai yang diberi golongan besi. Saban hari kena pukul. Bahkan, Untuk minum, mereka memberi air putih yang di campur kencing,”  katanya.

Kisah ini menyebar dengan cepat di Kaskus. Komentar bernada kecaman dan simpati muncul dari banyak pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya