SOLOPOS.COM - Hanna Kirana. (Instagram/@hannakirana)

Solopos.com, SOLO-Apakah ada kaitan tubuh terasa nyeri seperti dirasakan Hanna Kirana dengan gagal jantung? Hal ini tentu bikin penasaran lantaran pemeran Zahra di sinetron Suara Hati Istri itu mengeluhkan badannya sakit sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (2/11/2021) malam.

Sang kekasih, Ilyas Bachtiar, mengungkapkan  bahwa sebelum meninggal dunia,  Hanna Kirana mengaku sudah tidak kuat menahan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Bahkan dia mengatakan rohnya sudah tidak tenang berada di badan yang terasa sakit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Yas aku nggak tahu harus bilang apa. Mungkin kamu kesel dengernya aku sudah nggak kuat Yas. Kalaupun aku mati, aku mati tenang. Ini sakit nyerang aku banget. Roh aku sudah nggak tenang di badan. Ini dia sudah mau pergi,” curhat Hanna Kirana ke Ilyas Bachtiar melalui Direct Message (DM) beberapa waktu lalu seperti dikutip dari Suara.com, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga: Kekasih Ungkap Keinginan Hanna Kirana untuk Menikah

Selain mengeluhkan tubuh terasa nyeri, menurut sang ibunda ibunda Erlina Oktarini, Hanna Kirana mengalami kesulitan bernapas sebelum dibawa ke rumah sakit. “Jadi sempet berhenti, dicoba lagi [bernapas], karena setiap 10 menit begitu,” kata Erlina Oktarini saat ditemui di kawasan Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/11/2021).

Selain itu, putrinya itu juga mengalami gemetaran, tangannya sudah mulai membiru, sudah pucat. “Napasnya udah sesak, untuk berbicara aja susah,” kata Erlina.

Ternyata ada kaitan antara kondisi rasa nyeri di tubuh  seperti dirasakan Hanna Kirana dengan gejala gagal jantung yang lebih parah.  Menurut laman Kesehatan Universitas Arizona, beberapa penelitian menunjukkan 75% pasien gagal jantung mengalami rasa sakit atau nyeri, yang berpotensi mengurangi kualitas hidup.

Baca Juga: Ibunda Ungkap Firasat Sebelum Hanna Kirana Meninggal

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rasa sakit ini, termasuk depresi, pengobatan, hingga beberapa penyakit komorbid.  Nyeri akut, yang dapat terjadi pada pasien gagal jantung terbukti meningkatkan aktivasi sistem saraf simpatik. Peningkatan aktivitas ini membuat kadar norepinefrin dan epinefrin naik, pada akhirnya memberatkan kerja jantung dan konsumsi oksigen.

Kondisi tersebut meningkatkan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang berpotensi menyebabkan retensi cairan dan kelebihan beban. Semua faktor ini memperburuk gejala gagal jantung.

Sementara itu, nyeri kronis juga memiliki efek pada gagal jantung, tetapi tidak terkait dengan hiperaktivitas simpatis. Mekanismenya juga kurang dipahami dengan baik.
Beberapa berteori bahwa nyeri kronis merupakan respons maladaptif yang melibatkan peradangan, dengan sensitisasi dan rangsangan neuron.

Pendukung teori ini adalah adanya penanda peradangan seperti protein C-reaktif yang seringnya meningkat pada pasien dengan gagal jantung. Kesadaran akan sifat nyeri pasien memungkinkan identifikasi kondisi reversibel atau membantu memberikan informasi tentang pengobatan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya