SOLOPOS.COM - Kahyangan terletak di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, WONOGIRI — Wisata Kahyangan Wonogiri yang terletak di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah menjadi salah satu objek wisata historis-kultural yang telah dikelola Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Wonogiri sejak tahun 1999.

Jaraknya kurang lebih 40 kilometer dari pusat kabupaten. Daya tarik utama objek wisata Kahyangan Wonogiri ini mata air yang jernih dan mengalir deras hingga membentuk aliran sungai. Di sekelilingnya, terdapat benteng alam berupa perbukitan dengan hamparan pohon rimbun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wisata Kahyangan Wonogiri juga menyimpan sejarah. Konon katanya, tempat ini merupakan tempat bersemedi Penembahan Senopati. Pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Mataram atau Kerajaan Mataram Islam pada 1587-1601.

Baca Juga : WISATA WONOGIRI : Khayangan Setiap Tahun Menelan Korban

Panembahan Senopati diyakini pernah bersemedi selama bertahun-tahun di sekitar areal mata air Kahyangan. Panembahan Senopati diyakini melakukan ritual di beberapa tempat di bawah batu yang membentuk seperti gua. Tempat itu diberi nama Selo Bethek, Selo Penangkep, dan Selo Payung.

Selain itu, terdapat pula kedung, bagian sungai yang berbentuk cekung dan dipercayai sebagai tempat Panembahan Senopati saat mandi. Ritual itu dilakukan demi mewujudkan impiannya, yakni menjadi Raja Mataram. Singkat cerita, impian Panembahan Senopati terwujud.

Kisah wisata Kahyangan Wonogiri menjadi tempat bersemedi masih melekat dan menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. Hingga saat ini, petilasan di Kahyangan masih difungsikan sebagai tempat menggelar ritual semedi. Bahkan, pesiramannya juga masih digunakan untuk ritual berendam.

Baca Juga : Wisata Ritual Kahyangan Wonogiri, Tiket Masuknya Murah Banget

Pengunjung biasanya memadati tempat wisata Kahyangan Wonogiri pada hari-hari tertentu, seperti malam Jumat Kliwon, malam Selasa Kliwon, Legi, dan malam satu Suro. Terlepas dari sejarah, wisata Kahyangan Wonogiri juga menyimpan mitos kelam yang masih dipercayai masyarakat.

Konon, pesiraman di Kahyangan sering meminta tumbal alias memakan korban jiwa. Mayoritas korban para pengunjung yang berniat untuk melakukan ritual berendam. Solopos.com pernah menyajikan tulisan tersebut pada Maret 2016.

Baca Juga : Pengunjung Kahyangan Wonogiri, Mulai dari Pedagang hingga Pejabat

Kasus bermula saat dua warga Pacitan, Jawa Timur, HS dan DM, dinyatakan hilang sejak Selasa (22/3/2016). Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal di sungai selang dua hari. Keduanya diduga kuat menggelar ritual berendam di Kahyangan sebelum ditemukan meninggal.

Objek Wisata Kahyangan menelan korban jiwa setiap tahun. Mayoritas korban pengunjung Kahyangan Wonogiri yang sebelumnya melaksanakan ritual berendam. Kematian mereka kerap dihubungkan dengan klenik yang kental di kawasan wisata tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya