SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Wakil Ketua Umum Bidang Industri, Riset, dan Teknologi Kadin, Bambang Sujagad pesimis target pertumbuhan industri 2013 sebesar 7,1 persen tercapai karena sektor tersebut dibebani kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan upah buruh.

“Saya kira target itu tidak akan tercapai karena beban kenaikan Tarif Dasar Listrik dan upah buruh akan sangat berpengaruh pada sektor industri terutama industri kecil menengah dan padat karya,” katanya di Jakarta, Sabtu (29/12/2012).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Bambang Sujagad mengatakan sektor industri akan mengalami kondisi yang sulit karena dihadapkan dengan kenaikan TDL dan upah buruh. Kedua hal itu menurut dia akan memperhambat pertumbuhan industri di tahun depan.

Bambang mencontohkan beban produksi dari upah dan bahan baku sudah mencapai 85 persen, sehingga menurut dia keuntungan yang didapatkan pengusaha sangat kecil karena belum ditambah dengan biaya lain.

“Misalnya infrastruktur yang buruk dan masih adanya pungutan liar bisa menurunkan daya saing. Jadi mana bisa ditargetkan tujuh persen,” ujarnya.

Dia memperkirakan akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekitar 600.000 orang pada 2013 akibat kenaikan TDL dan upah buruh. Kondisi itu menurut dia memperhambat pertumbuhan industri karena tidak dapat menyerap tenaga kerja baru.

“Tenaga kerja baru tidak terserap dan yang sudah bekerja dikeluarkan sehingga kesempatan kerja tertutup,” katanya.

Bambang menyoroti keberadan industri padat karya yang terkena dampak langsung dari kebijakan pemerintah tersebut. Menurut dia dikhawatirkan keberadaan industri tersebut akan melemah dan merugikan pekerja serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan pada 2013, pertumbuhan industri nonmigas bisa mencapai 7,1 persen seiring terus membaiknya kinerja dan investasi di sektor industri non-migas atau manufaktur.

Dengan target pertumbuhan non-migas tersebut, maka pertumbuhan industri pengolahan secara keseluruhan diprediksi mampu mencapai 6,5 persen pada tahun depan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,7 persen.

Namun, pertumbuhan industri akan terhambat dengan biaya logistik di Indonesia juga yang tertinggi di Asia atau 17 persen dari total omzet industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya