SOLOPOS.COM - Perajin sepatu bekerja di Pakis, Malang, Jumat (15/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Kadin Jatim yakin perlambatan ekonomi Jatim hanya sementara.

Madiunpos.com, SURABAYA — Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur memprediksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 6% di pengujung tahun 2015 ini. Pertumbuhan tersebut diproyeksikan bakal disokong oleh pertumbuhan ekonomi di berbagai titik di Jawa Timur, seperti Surabaya, Malang, Jember, Ponorogo, Kediri hingga Lamongan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kadin Surabaya Jamhadi mengatakan pihaknya bersama seluruh Kadin di Jawa Timur optimistis ekonomi Jatim menjulang hingga 6%. Proyeksi ini diklaim sangat beralasan apabila merujuk pada data Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Jawa Timur menyebutkan, ekonomi Jawa Timur pada kuartal II/2015 tumbuh 5,25%. Kendati melambat ketimbang pertumbuhan di kuartal yang sama tahun lalu 5,60%, presentase tersebut masih di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,67%.

“Trenya [pertumbuhan ekonomi] di kuartal II/2015 memang melambat. Tetapi kami yakin ekonomi Jawa Timur terakselerasi maksimal 6% di penghujung tahun,” katanya saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), pekan lalu.

Perlambatan Sementara
Jamhadi menjelaskan melambatnya ekonomi Jawa Timur hanya sementara karena lebih kepada faktor eksternal. Pasalnya, pada periode yang sama di tahun-tahun lalu ekonomi Jawa Timur sudah bisa tembus 5,5% hingga 6%.

“Ini artinya memang karena pengaruh melemahnya ekonomi global yang berimbas ke turunnya daya beli masyarakat luar negeri. Ditambah dengan pelaku usaha luar dan dalam negeri yang menahan ekspansi,”terangnya.

Dia menjelaskan, pada kuartal kedua tahun ini terdapat penurunan ekspor Malaysia ke Jawa Timur sebesar 15%, khususnya di sektor bahan makanan halal.

“Perusahaan asal Malaysia sudah minat untuk investasi di sektor tertentu, tapi gimana lagi nilai Ringgit mereka sedang jatuh hingga RM3,9 per dolar Amerika. Kontrak mereka ke Jatim dibatalkan,” ujarnya.

Bangkit Kuartal Ketiga
Kendati demikian, dia mengklaim ekonomi Jawa Timur mampu bangkit di kuartal ketiga dan keempat tahun 2015 ini. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus menjadi koreksi pemerintah daerah.

Perihal di daerah, lanjutnya, sektor yang harus digenjot untuk menggalakan ekonomi  yaitu logistik dan bahan konsumsi rumah tangga.

Kedua sektor tersebut merupakan sektor yang menyumbang angka inflasi di setiap kuartalnya. Oleh karena itu biaya logistik harus dibuat seminim mungkin.

Di samping itu, harga barang konsumsi di pasar harus dikontrol dengan mekanisme digital. “Harga barang konsumsi di pasar harus disamakan dengan skema digital jadi tidak bisa yang seenaknya menaikkan harga, inflasi bisa dicegah,” tuturnya.

Jamhadi menambahkan, beroperasinga tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) dan Mojokerto-Krian pada 2016 turut berperan pada kenaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di akhir tahun.

Pertambangan Tertinggi
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Sairi Hasbullah menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada kuartal II/2015 disumbang oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan tertinggi 7,38%.

Setelah itu diikuti oleh kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,15% dan kategori jasa pendidikan 7,11%. Sementara itu, beberapa kontraksi atau perlambatan terlihat dari sektor penyediaan listrik dan gas, Jasa Keuangan dan  sektor Realestat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya