SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kemampuan komunikasi kader penanggulangan kemiskinan di Kulonprogo dinilai belum optimal. Sebab, karakteristik warga yang beragam membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Rais Purwanto, menuturkan, tingkat pendidikan yang bervariasi di masyarakat menjadi kendala dalam penyampaian informasi. “Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang berbeda-beda,” ujarnya dalam diklat pelaku usaha kesejahteraan sosial Kulonprogo di Wisma Dharmais, Selasa (19/11/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, ia tidak menampik, jika tenaga kerja sosial di lingkup desa dikenal masyarakat. Biasanya mereka menjadi fasilitator untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat.

Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Kulonprogo, Agus Sudarmadi, menambahkan, tujuan diadakannya diklat untuk meningkatkan kapasitas kader dalam pelaksanaan tugas dan memberikan pendampingan pada masyarakat Kulonprogo. “Di awal memang sudah pernah ada pendampingan bagi kader, tetapi setelah evaluasi, masih perlu peningkatan kemampuan komunikasi,” urainya.

Dijelaskannya, pelaku usaha kesejahteraan sosial Kulonprogo yang terdiri dari kader penanggulangan kemiskinan, TKSK, dan  pendamping progran keluarga harapan, memiliki empat tugas pokok, antara lain, pendataan KK miskin, memberikan pendampingan pada program kemiskinan, menginformasikan masyarakat pada berbagai program, dan menyusun pelaporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya